19 November 2014, bertempat di KBRI Kuala Lumpur Malaysia, diagendakan monitoring dan evaluasi awardee LPDP di Malaysia. Monev ini dihadiri langsung oleh Direktur Utama LPDP RI, Bapak Eko Prasetyo. Cukup lama semenjak kami ikut PK (Pelatihan Kepemimpinan), akhirnya berjumpa lagi. Alhamdulillah Pak Eko tetap terlihat fresh seperti biasanya :), dan personil awardee LPDP yang saat ini berjumlah 15 orang dapat hadir semua.
Baris atas, dari kiri: Supari (UKM), Muh Faiz Aziz (UKM), Irfan Hakim (IIUM), Tumin (IIUM), Andi Rifky (UKM). Baris bawah, dari kiri: Amri (Staf LPDP), Muh Noviani Ardi (IIUM), Akhmad Farhan (UKM), Khairul Hadi (UM), M.Sulthoni (IIUM), Subkhan (IIUM), Eko Prasetyo (Dirut LPDP), Sonya Meiratice (UM), Permata Wulandari (IIUM), Syadza Firdausiah (UKM), Dina Yustisi (IIUM), Fitri Hastuti (IIUM).
Agenda monev kami diisi dengan update terkini kondisi LPDP oleh pak Eko. Beliau menjelaskan adanya pengelolaan alumni LPDP dan Talent Management. Pada desember 2014 depan, Komunitas Alumni LPDP akan dibentuk. Alumni LPDP yang belum bekerja juga ditawarkan untuk ditempatkan ke perusahaan atau lembaga yang telah bekerja sama dengan LPDP. Saat ini ada tujuh lembaga yang telah bekerja sama, 4 Bank milik Negara, PT Pindad, PT Balai Pustaka dan Telkom University. Disampaikan juga bahwa akan adanya reward bagi peneliti yang mempublikasikan karyanya berupa jurnal internasional yang terakreditasi kementerian pendidikan dan kebudayaan. Tak lupa, Pak Eko juga mengingatkan untuk tetap menjalin kekeluargaan yang baik dengan sesama awardee, sebagai wadah untuk saling mengingatkan dan membantu.
Kegiatan dilanjutkan dengan sharing satu per satu aktifitas dan kondisi awardee selama memulai studinya. Semua pencapaian, pertanyaan, ataupun kendala yang dihadapi selama studi, kami diskusikan dalam forum itu. Selain kuliah, awardee LPDP telah banyak terlibat dalam kegiatan sosial, seperti menjadi pengurus inti PPIM (Persatuan Pelajar Indonesia di Malaysia), pengurus PPI UKM, menjadi tutor untuk kursus keterampilan komputer dan b.inggris untuk para TKI, menjadi trainer, dan kegiatan sosial lainnya. Di tengah kegiatan itu, riset dan publikasi kami tetap berjalan baik.
Agenda selanjutnya, atas usulan awardee, kami mengadakan Sosialisasi Beasiswa LPDP kepada pelajar-pelajar Indonesia, perwakilan beberapa universitas di Malaysia. Kegiatan ini bekerja sama dengan PPI Malaysia dan KBRI. Pak Eko memberi gambaran umum tentang beasiswa LPDP, dan dilanjutkan dengan penjelasan mekanisme seleksi dan pembiayaan oleh Mas Amri, staff LPDP. melihat antusiasme peserta, saya yakin begitu banyak peminat beasiswa LPDP ini.
Sampai saat ini, di tahun 2014, pendaftar beasiswa LPDP mencapai 30.115 orang. Dari sekian banyak itu, yang telah dinyatakan sebagai awardee sebanyak 2537 orang. dari sekian banyak pendaftar, diakui oleh pak Eko, banyak yang harus gagal di tahap seleksi administrasi. Namun tidak jarang yang gagal di tahap interview dengan berbagai pertimbangan.
Saat ini LPDP membuka 5 program beasiswa, antara lain Beasiswa Pendidikan Indonesia, Beasiswa Presidensial, Beasiswa Afirmasi, Beasiswa tesis dan disertasi, dan Beasiswa Profesi (dokter spesialis). Beasiswa ini, selain beasiswa tesis dan disertasi, membiayai tuition fee, living allowance, book allowance, family allowance, biaya pemberangkatan dan pemulangan, settlement allowance, biaya riset, publikasi jurnal international, international conference, dan biaya wisuda. Terkait syarat administrasi dan alur seleksinya, bisa dilihat di website resmi LPDP: http://www.lpdp.depkeu.go.id/
Satu hal yang perlu kami ingat sebagai awardee LPDP, adalah kami dibiayai dari uang Negara. Sehingga sudah menjadi kewajiban kami untuk mengabdi dan berperan serta dalam memajukan bangsa. Kita semua adalah aset bangsa, maka jadilah aset bangsa yang berkualitas dan berintegritas tinggi. Maka pada titik ini, saya bangga dan bersyukur menjadi bagian dari keluarga besar LPDP Republik Indonesia.
Syadza_Fir's Blog
Sebab kita masih memandang langit yang sama
Rabu, 19 November 2014
Minggu, 28 September 2014
Alkaloid Turunan Tirosin
Asam amino merupakan senyawa organik yang sangat penting, senyawa ini terdiri dari amino (NH2) dan karboksil (COOH). Ada 20 jenis asam amino esensial yang merupakan standar atau yang dikenal sebagai alfa asam amino: alanin, arginin, asparagin, asam aspartat, sistein, asam glutamat , glutamin, glisin, histidine, isoleusin, leusin, lysin, metionin, fenilalanine, prolin, serine, treonine, triptopan, tirosine, and valin.
Tirosin merupakan salah satu asam amino aromatic yang dibutuhkan tubuh, dan juga merupakan salah satu precursor pembentuk alkaloid. Rumus Struktur Tirosin:
Pada umumnya, biosintesis alkaloid mula-mula didasarkan pada hasil analisa terhadap ciri struktur tertentu yeng sama-sama terdapat dalam berbagai molekul alkaloid. Alkaloid aromatik mempunyai satu unit struktur yaitu ß-ariletilamina. Alkaloid-alkaloid tertentu dari jenis 1-benzilisokuinolin seperti laudonosin mengandung dua unit ß-ariletilamina yang saling berkondensasi’. Kondensasi antara dua unit ß-ariletilamina tidak lain adalah reaksi kondensasi Mannich. Dengan reaksi sebagai berikut:
Menurut reaksi ini, suatu aldehid berkondensasi dengan suatu amina menghasilkan suatu ikatan karbon-nitrogan dalam bentuk imina atau garam iminium, diikuti oleh serangan suatu atom karbon nukleofilik ini dapat berupa suatu enol atau fenol.
Dari percobaan menunjukkan bahwa ß-ariletilamina berasal dari asam-asam amino fenil alanin dan tirosin yang dapat mengalami dekarboksilasi menghasilkan amina. Asam-asam aminom ini, dapat menyingkirkan gugus-gugus amini (deaminasi oksidatif) diikuti oleh dekarboksilasi menghasilkan aldehid. Kedua hasil transformasi ini yaitu amina dan aldehid melakukan kondensasi Mannich.
Disamping reaksi-reaksi dasar ini, biosintesa alkaloida melibatkan reaksi-reaksi sekunder yang menyebabkan terbentuknya berbagai jenis struktur alkaloida. Reaksi sekunder ini yang penting adalah:
1. Reaksi rangkap oksidatif fenol pada posisi orto atau para dari gugus fenol. Reaksi ini berlangsung dengan mekanisme radikal bebas.
2. Metilasi dari atom oksigen menghasilkan gugus metoksil
3. Metilasi nitrogen menghasilkan gugus N-metil
4. Oksidasi dari gugus amina.
PEMBENTUKAN MORFIN DARI TIROSIN
Dalam pembentukan alkaloid menggunakan precursor tirosin, produk pertama yang penting adalah dopamin yang merupakan produk awal dari pembentukan senyawa dari berberine, papaverine dan juga morfin.
Berikut merupakan skema pembentukan alkaloid morfin dari tirosin :
Morfin merupakan Alkaloid Tirosin. Morfin adalah alkaloid utama dalam opium dan berfungsi sebagai prototipe candu analgesik dan narkotika. Morfin memiliki sifat meliputi induksi analgesia atau pembiusan. Efek morfin terjadi pada susunan syaraf pusat dan organ yang mengandung otot polos. Morfin tidak dapat menembus kulit utuh, tetapi dapat menembus kulit yang luka. Morfin dan opioid lain terutama diidentifikasikan untuk meredakan atau menghilangkan nyeri hebat yang tidak dapat diobati dengan analgesik non-opioid.
Beberapa senyawa dapat dibuat dari morfin. Skema pembentukan turunan morfin sebagai berikut :
Heroin merupakan salah satu alkaloid turunan morfin. Heroin pada umumnya berupa diasetat morfin dan merupakan analgesik dan hipnotik yang sangat bersifat adiktif. Peningkatan sifat lipofilik dari heroin dibandingkan dengan morfin menyebabkan meningkatnya kelarutan dan laju absorpsi. Komponen aktifnya berupa 6-asetat, 3-asetat yang merupakan hasil hidrolisa oleh enzin esterase pada otak. Heroin disintesis pada awalnya sebagai pereda batuk akan tetapi ditemukan adanya efek yang kurang baik berupa sifat adiksinya, dengan pemakaian pada penyakit yang berhubungan dengan masalah kejiwaan. Penggunaannya yang lain pada pengobatan pada kanker. Penyalahgunaan heroin dalam bentuk injeksi sangat banyak digunakan dan telah menjadi persoalan internasional.
DAFTAR PUSTAKA
Anonym, 2010, Turunan Tirosin, http://nadjeeb.wordpress.com.
Handani, 2010, Klasifikasi Alkaloid yang Ternyata Banyak, http://handani90anien.blogspot.com.
Usman, H., Dasar-dasar Kimia Organik Bahan Alam.
Tirosin merupakan salah satu asam amino aromatic yang dibutuhkan tubuh, dan juga merupakan salah satu precursor pembentuk alkaloid. Rumus Struktur Tirosin:
Pada umumnya, biosintesis alkaloid mula-mula didasarkan pada hasil analisa terhadap ciri struktur tertentu yeng sama-sama terdapat dalam berbagai molekul alkaloid. Alkaloid aromatik mempunyai satu unit struktur yaitu ß-ariletilamina. Alkaloid-alkaloid tertentu dari jenis 1-benzilisokuinolin seperti laudonosin mengandung dua unit ß-ariletilamina yang saling berkondensasi’. Kondensasi antara dua unit ß-ariletilamina tidak lain adalah reaksi kondensasi Mannich. Dengan reaksi sebagai berikut:
Menurut reaksi ini, suatu aldehid berkondensasi dengan suatu amina menghasilkan suatu ikatan karbon-nitrogan dalam bentuk imina atau garam iminium, diikuti oleh serangan suatu atom karbon nukleofilik ini dapat berupa suatu enol atau fenol.
Dari percobaan menunjukkan bahwa ß-ariletilamina berasal dari asam-asam amino fenil alanin dan tirosin yang dapat mengalami dekarboksilasi menghasilkan amina. Asam-asam aminom ini, dapat menyingkirkan gugus-gugus amini (deaminasi oksidatif) diikuti oleh dekarboksilasi menghasilkan aldehid. Kedua hasil transformasi ini yaitu amina dan aldehid melakukan kondensasi Mannich.
Disamping reaksi-reaksi dasar ini, biosintesa alkaloida melibatkan reaksi-reaksi sekunder yang menyebabkan terbentuknya berbagai jenis struktur alkaloida. Reaksi sekunder ini yang penting adalah:
1. Reaksi rangkap oksidatif fenol pada posisi orto atau para dari gugus fenol. Reaksi ini berlangsung dengan mekanisme radikal bebas.
2. Metilasi dari atom oksigen menghasilkan gugus metoksil
3. Metilasi nitrogen menghasilkan gugus N-metil
4. Oksidasi dari gugus amina.
PEMBENTUKAN MORFIN DARI TIROSIN
Dalam pembentukan alkaloid menggunakan precursor tirosin, produk pertama yang penting adalah dopamin yang merupakan produk awal dari pembentukan senyawa dari berberine, papaverine dan juga morfin.
Berikut merupakan skema pembentukan alkaloid morfin dari tirosin :
Morfin merupakan Alkaloid Tirosin. Morfin adalah alkaloid utama dalam opium dan berfungsi sebagai prototipe candu analgesik dan narkotika. Morfin memiliki sifat meliputi induksi analgesia atau pembiusan. Efek morfin terjadi pada susunan syaraf pusat dan organ yang mengandung otot polos. Morfin tidak dapat menembus kulit utuh, tetapi dapat menembus kulit yang luka. Morfin dan opioid lain terutama diidentifikasikan untuk meredakan atau menghilangkan nyeri hebat yang tidak dapat diobati dengan analgesik non-opioid.
Beberapa senyawa dapat dibuat dari morfin. Skema pembentukan turunan morfin sebagai berikut :
Heroin merupakan salah satu alkaloid turunan morfin. Heroin pada umumnya berupa diasetat morfin dan merupakan analgesik dan hipnotik yang sangat bersifat adiktif. Peningkatan sifat lipofilik dari heroin dibandingkan dengan morfin menyebabkan meningkatnya kelarutan dan laju absorpsi. Komponen aktifnya berupa 6-asetat, 3-asetat yang merupakan hasil hidrolisa oleh enzin esterase pada otak. Heroin disintesis pada awalnya sebagai pereda batuk akan tetapi ditemukan adanya efek yang kurang baik berupa sifat adiksinya, dengan pemakaian pada penyakit yang berhubungan dengan masalah kejiwaan. Penggunaannya yang lain pada pengobatan pada kanker. Penyalahgunaan heroin dalam bentuk injeksi sangat banyak digunakan dan telah menjadi persoalan internasional.
DAFTAR PUSTAKA
Anonym, 2010, Turunan Tirosin, http://nadjeeb.wordpress.com.
Handani, 2010, Klasifikasi Alkaloid yang Ternyata Banyak, http://handani90anien.blogspot.com.
Usman, H., Dasar-dasar Kimia Organik Bahan Alam.
Bioremediasi
Pencemaran lingkungan merupakan masalah kita bersama, yang semakin penting untuk diselesaikan, karena menyangkut keselamatan, kesehatan, dan kehidupan kita. Siapapun bisa berperan serta dalam menyelesaikan masalah pencemaran lingkungan ini, termasuk kita. Dimulai dari lingkungan yang terkecil, diri kita sendiri, sampai ke lingkungan yang lebih luas.
Permasalahan pencemaran lingkungan yang harus segera kita atasi bersama diantaranya pencemaran air tanah dan sungai, pencemaran udara perkotaan, kontaminasi tanah oleh sampah, hujan asam, perubahan iklim global, penipisan lapisan ozon, kontaminasi zat radioaktif, dan sebagainya.
Untuk menyelesaikan masalah pencemaran lingkungan ini, tentunya kita harus mengetahui sumber pencemar, bagaimana proses pencemaran itu terjadi, dan bagaimana langkah penyelesaian pencemaran lingkungan itu sendiri.
Tujuan utama pengolahan air limbah ialah untuk mengurai kandungan bahan pencemar di dalam air terutama senyawa organik, padatan tersuspensi, mikroba patogen, dan senyawa organik yang tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme yang terdapat di alam.
Terdapat tiga cara untuk mengatasi masalah lahan tercemar minyak yang dapat dipilih berdasarkan jenis minyak pencemar, konsentrasi minyak pencemar dan lokasi pencemaran, yakni dibakar, diberi disperser dan kemudian dihisap kembali dengan skimmer untuk diolah di kilang minyak, dan didegradasi dengan memanfaatkan mikroorganisme pendegradasi hidrokarbon. Bioremediasi, pengelolaan yang mengandalkan degradasi dengan memanfaatkan mikroorganisme pendegradasi hidrokarbon, merupakan cara yang paling ekonomis dan dapat diterima lingkungan.
A. SENYAWA-SENYAWA PENCEMAR LINGKUNGAN
Senyawa-senyawa pencemar lingkungan dapat digolongkan ke dalam dua bentuk. Pertama ialah senyawa-senyawa yang secara alami ditemukan di alam tetapi jumlahnya (konsentrasinya) sangat tinggi tidak alami, seperti minyak mentah, minyak hasil penyulingan, fosfat, atau logam berat. Bentuk kedua ialah senyawa xenobiotik yaitu senyawa kimia hasil rekayasa manusia yang sebelumnya tidak pernah ditemukan di alam. Contohnya ialah pestisida, herbisida, plastic, atau serat sintetis (Irfan, 2011).
B. REMEDIASI LINGKUNGAN
Secara bahasa, Remediasi artinya proses perbaikan. Dalam hal ini, remediasi lingkungan dapat diartikan sebagai suatu proses perbaikan lingkungan yang tercemar. Secara istilah, remediasi lingkungan ialah suatu bentuk pendekatan yang dilakukan untuk menghilangkan pencemar dari lingkungan. Berbagai teknologi telah dikembangkan guna menghilangkan pencemar dari lingkungan. Beberapa teknologi yang digunakan untuk menghilangkan senyawa pencemar organic antara lain ekstraksi uap tanah, tekanan udara, serapan panas, pencucian tanah, dehalogenasi kimiawi, ekstraksi tanah, penggelontoran tanah in situ, dan bioremediasi (Irfan, 2011).
C. PENGERTIAN BIOREMEDIASI
Bioremediasi merupakan penggunaan mikroorganisme untuk mengurangi polutan di lingkungan. Saat bioremediasi terjadi, enzim-enzim yang diproduksi oleh mikroorganisme memodifikasi polutan beracun dengan mengubah struktur kimia polutan tersebut, sebuah peristiwa yang disebut biotransformasi. Pada banyak kasus, biotransformasi berujung pada biodegradasi, dimana polutan beracun terdegradasi, strukturnya menjadi tidak kompleks, dan akhirnya menjadi metabolit yang tidak berbahaya dan tidak beracun (Anonym, 2010).
Bioremediasi senyawa organic ialah proses mengubah senyawa pencemar organik yang berbahaya menjadi senyawa lain yang lebih aman dengan memanfaatkan organisme. Proses ini melibatkan degradasi molekular melalui aktifitas biologis. Bioremediasi dapat pula diartikan sebagai campur tangan manusia untuk mempercepat degradasi senyawa pencemar yang berbahaya agar turun konsentrasinya atau menjadi senyawa lain yang lebih tidak berbahaya melalui rekayasa proses alami atau proses mikrobiologis dalam tanah, air dan udara (Irfan, 2011).
Secara sederhana proses bioremediasi bagi lingkungan dilakukan dengan mengaktifkan bakteri alami pengurai minyak bumi yang ada di dalam tanah. Bakteri ini kemudian akan menguraikan limbah minyak bumi yang telah dikondisikan sedemikian rupa sehingga sesuai dengan kebutuhan hidup bakteri tersebut. Dalam waktu yang cukup singkat kandungan minyak akan berkurang dan akhirnya hilang, inilah yang disebut sistem bioremediasi (Bhiewhy, 2010).
Dulunya bioremediasi hanya dilakukan pada limbah organik yang mudah ‘dibersihkan’ secara alamiah. Baru pada tahun 1980-an, bioremediasi mulai dikembangkan penggunaannya pada limbah yang lebih sulit, misalnya pada kontaminasi tanah. Tapi pada prinsipnya, bioproses yang digunakan tidaklah berbeda. Bioremediasi mengandalkan reaksi mikrobiologis di dalam tanah. Teknik ini mengondisikan mikroba sedemikian rupa sehingga mampu mengurai senyawa hidrokarbon yang terperangkap di dalam tanah (Bhiewhy, 2010).
D. KEUNTUNGAN BIOREMEDIASI
Beberapa keunggulan bioremediasi senyawa organic ialah proses ini bersifat alami, mampu mengubah molekul senyawa pencemar organik, bukan hanya memindahkan, biayanya pun paling murah dibandingkan cara yang lain, dan hasil akhir degradasi adalah gas karbon dioksida, air, dan senyawa-senyawa sederhana yang ramah lingkungan. Bioremediasi biasanya diterapkan di situs-situs yang sulit dijangkau, di lingkungan di bawah permukaan tanah, air berminyak, atau pada limbah nuklir (Irfan, 2011).
Terdapat beberapa keuntungan menggunakan mikrobia untuk mendegradasi senyawa pencemar organic. Keuntungan tersebut antara lain jumlahnya yang banyak dan ada dimana-mana. Selain itu, jalur metabolisme dalam aktivitas hidupnya dapat dimanfaatkan untuk mendegradasi senyawa pencemar organik dan mengubahnya menjadi senyawa yang lebih tidak berbahaya (Irfan, 2011).
Beberapa senyawa pencemar organik yang secara potensial dapat dibioremediasi disajikan pada tabel di bawah ini (Irfan, 2011):
E. SYARAT BIOREMEDIASI
Pada proses bioremediasi ada beberapa persyaratan supaya bioremediasi dapat berjalan dengan sukses, adapun kriteria menurut Steven and Marc, 1996 adalah:
a. Adanya populasi mikroba, yaitu mikroba yang dapat mendegradasi polutan
b. Terdapatnya sumber energi dan sumber karbon yang bisa digunakan sebagai sumber energi dengan melepaskan elektron selama transformasi dan juga digunakan oleh sel mikroba tersebut.
c. Adanya elektron aseptor, elektron lepas dikarenakan adanya transformasi karbon.
d. Adanya nutrisi, Pertumbuhan bakteri memerlukan nutrisi antara lain: nitrogen, phospor, calcium, potasium, magnesium, besi dan lain-lain.
e. Kondisi lingkungan yang mendukung seperti temperatur, pH, salinitas, tekanan, konsentrasi polutan dan kehadiran inhibitor.
F. PROSES BIOREMEDIASI
Proses bioremediasi dapat digambarkan sebagai berikut :
Bioremediasi melibatkan penambahan nutrien dan oksigen bagi mikroorganisme pendegradasi yang telah ditambahkan pada lahan yang tercemar. Perlakuan ini menyebabkan jumlah mikroorganisme tersebut meningkat, demikian pula dengan aktifitasnya mendegradasi senyawa organic pencemar (Irfan, 2011).
Di dalam minyak bumi terdapat dua macam komponen yang dibagi berdasarkan kemampuan mikroorganisme menguraikannya, yaitu (Hadi, 2003):
1. Komponen minyak bumi yang mudah didegradasi oleh bakteri merupakan komponen terbesar dalam minyak bumi atau mendominasi, yaitu alkana yang bersifat lebih mudah larut dalam air dan terdifusi ke dalam membran sel bakteri. Jumlah bakteri yang mendegradasi komponen ini relatif banyak karena substratnya yang melimpah di dalam minyak bumi. Isolat bakteri pendegradasi komponen minyak bumi ini biasanya merupakan pengoksidasi alkana normal.
2. Komponen minyak bumi yang sulit didegradasi merupakan komponen yang jumlahnya lebih kecil dibanding komponen yang mudah didegradasi. Hal ini menyebabkan bekteri pendegradasi komponen ini berjumlah lebih sedikit dan tumbuh lebih lambat karena kalah bersaing dengan pendegradasi alkana yang memiliki substrat lebih banyak. Isolasi bakteri ini biasanya memanfaatkan komponen minyak bumi yang masih ada setelah pertumbuhan lengkap bakteri pendegradasi komponen minyak bumi yang mudah didegradasi.
Jenis Hidrokarbon yang Didegradasi Mikroba digolongkan menjadi dua (Hadi, 2003) yaitu :
1. Hidrokarbon Alifatik
Mikroorganisme pedegradasi hidrokarbon rantai lurus dalam minyak bumi ini jumlahnya relatif kecil dibanding mikroba pendegradasi hidrokarbon aromatik. Di antaranya adalah Nocardia, Pseudomonas, Mycobacterium, khamir tertentu, dan jamur. Mikroorganisme ini menggunakan hidrokarbon tersebut untuk pertumbuhannya. Penggunaan hidrokarbon alifatik jenuh merupakan proses aerobik (menggunakan oksigen). Tanpa adanya O2, hidrokarbon ini tidak didegradasi oleh mikroba (sebagai pengecualian adalah bakteri pereduksi sulfat).
Langkah pendegradasian hidrokarbon alifatik jenuh oleh mikroorganisme meliputi oksidasi molekuler (O2) sebagai sumber reaktan dan penggabungan satu atom oksigen ke dalam hidrokarbon teroksidasi.
2. Hidrokarbon Aromatik
Banyak senyawa ini digunakan sebagai donor elektron secara aerobik oleh mikroorganisme seperti bakteri dari genus Pseudomonas. Metabolisme senyawa ini oleh bakteri diawali dengan pembentukan Protocatechuate atau catechol atau senyawa yang secara struktur berhubungan dengan senyawa ini. Kedua senyawa ini selanjutnya didegradasi menjadi senyawa yang dapat masuk ke dalam siklus Krebs (siklus asam sitrat), yaitu suksinat, asetil KoA, dan piruvat.
G. JENIS BIOREMEDIASI
Ada dua jenis remediasi tanah, yaitu (Anonym, 2010):
1. In situ (on-site)
In situ adalah pembersihan di lokasi. Pembersihan ini lebih murah dan lebih mudah, terdiri dari pembersihan, venting (injeksi), dan bioremediasi.
2. Ex situ (off site)
Ex situ meliputi penggalian tanah yang tercemar dan kemudian dibawa ke daerah yang aman. Dari daerah aman, tanah tersebut dibersihkan dari zat pencemar.
Dalam pelaksanaan bioremediasi, baik secara in situ maupun ex situ, perlu dilakukan pemantauan terhadap proses pengolahan dan hasil akhir pengolahan. Hal itu perlu dipantau adalah kandungan minyak bumi dan/atau kandungan total hidrokarbon minyak bumi. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup no. 128 tahun 2003 tentang Tata Cara dan Persyaratan Teknis Pengolahan Limbah Minyak Bumi dan Tanah Terkontaminasi oleh Minyak Bumi secara Biologis mensyaratkan kandungan total hidrokarbon minyak bumi yang tidak lebih dan 15 % di awal proses bioremediasi. Selama proses bioremediasi, kandungan total hidrokarbon minyak bumi perlu dipantau setidaknya setiap 2 minggu. Pemantauan kandungan benzena, toluene, etil-bensena, silena, dan hidrokarbon polisilkik aromatic perlu dilakukan di akhir proses bioremediasi. Kandungan total hidrokarbon minyak bumi di akhir proses bioremediasi disyaratkan di bawah 1 %. Di akhir proses bioremediasi, kandungan toluene, etil-bensena, silena, dan hidrokarbon polisilkik aromatik disyaratkan masing-masing berada di bawah 10 ppm, sedangkan kandungan bensena disyaratkan berada di bawah 10 ppm (Bhiewhy, 2010).
H. OPTIMASI BIOREMEDIASI LAHAN TERCEMAR SENYAWA ORGANIK
Untuk mengoptimalkan dan mempercepat biodegradasi senyawa pencemar yang ada di dalam air dan tanah dapat digunakan mikroba yang telah beradaptasi dan digabungkan dengan (Irfan, 2011):
- Menjamin ketersediaan air (kadar air antara 30-80%).
- Menambahkan nutrisi (nitrogen, fosfor, sulfur).
- Menjamin ketersediaan oksigen. (jika tipe degradasi aerobik) 2-3 kg oksigen per kg hidrokarbon yang didegradasi.
- Menjamin pH moderat – Tidak terlalu masam maupun basa, antara 6-9.
- Menjamin suhu yang moderat - 10o sampai 40oC.
- Penambahan enzim, katalis kimia untuk mendegradasi senyawa-senyawa limbah.
- Penambahan surfaktan (detergen).
I. KELEMAHAN PERLAKUAN BIOLOGIS
Pada hakekatnya, segala sesuatu biasanya selalu memiliki kelebihan dan kekurangan. Adapun bioremediasi ini memiliki beberapa kekurangan. Kadang-kadang proses ini tidak efektif di beberapa lokasi karena toksisitas pencemar. Pencemar-pencemar tersebut seperti logam, senyawa organik berkhlor, atau garam-garam anorganik (Irfan, 2011).
PENUTUP
Bioremediasi adalah suatu proses penguraian pencemar lingkungan dengan memanfaatkan mikroorganisme perdegradasi. Secara garis besar, bioremediasi terbagi menjadi ex-situ dan in-situ. Dalam aplikasinya, bioremediasi ini lebih unggul dibanding metode pengolahan lingkungan sebab lebih murah dan lebih aman bagi lingkungan. Namun, waktu yang dibutuhkan cukup lama, sehingga perlu dipertimbangkan aspek-aspek yang mempengaruhi laju degradasi mikroorganisme, serta menggunakan kultur campuran bakteri.
DAFTAR PUSTAKA
Anonym, 2010, Bioremediasi, (online)(www.wikipedia.com/bioremediasi, diakses tanggal 19 Februari 2011).
Bhiewhy, 2010, Bioremediasi, (online)( http://bhiewhy.blogspot.com/2010/02/bioreme-diasi.html, diakses tanggal 19 Februari 2011).
Decenly, 2010, Degradasi Minyak Bumi oleh Konsorsium Bakteri Secara In vitro, (online)( http://eprints.undip.ac.id/27287/, diakses tanggal 17 Mei 2011).
Ghazali, F., 2001, Bioremediation of Petroleum Hidrokarbon by Microbial Consortia, Universiti Putra Malaysia, Kuala Lumpur.
Hadi, S. N., 2003, Degradasi Minyak Bumi via “Tangan” Mikroorganisme, (online)(http://www.chem-is-try.org/artikel_kimia/kimia_material/degradasi_minyak_ bumi_via_tangan_mikroorganisme/, diakses tanggal 17 Mei 2011).
Irfan, 2011, Bioremediasi Senyawa Pencemar, Fakultas Pertanian UGM, Jogjakarta.
Kurnianigsih, N., 2009, Bakteri Mikrobial Fuel Cell, (online)( http://www.alpensteel.com/ article/65-109-energi-fuel-cell-sel-bahan-bakar/1740--bakteri-mikrobial-fuel-cell.html, diakses tanggal 17 Mei 2011).
Rossiana, N., Bioremediasi Lumpur Minyak Bumi dengan Zeolit dan Mikroorganisme Serta Pengujiannya Terhadap Tanaman Sengon, Jurusan Biologi Universitas Padjadjaran, Bandung.
Steven, B dan Marc, K. 1996. In situ Bioremediation Of Petroleum Aromatic Hydrocarbon. Ground Water Polution. (online)(http:www.cee.vt.edu/program_areas/enviromental/teach/ gwprimer/group1/ind/ex/html).
Permasalahan pencemaran lingkungan yang harus segera kita atasi bersama diantaranya pencemaran air tanah dan sungai, pencemaran udara perkotaan, kontaminasi tanah oleh sampah, hujan asam, perubahan iklim global, penipisan lapisan ozon, kontaminasi zat radioaktif, dan sebagainya.
Untuk menyelesaikan masalah pencemaran lingkungan ini, tentunya kita harus mengetahui sumber pencemar, bagaimana proses pencemaran itu terjadi, dan bagaimana langkah penyelesaian pencemaran lingkungan itu sendiri.
Tujuan utama pengolahan air limbah ialah untuk mengurai kandungan bahan pencemar di dalam air terutama senyawa organik, padatan tersuspensi, mikroba patogen, dan senyawa organik yang tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme yang terdapat di alam.
Terdapat tiga cara untuk mengatasi masalah lahan tercemar minyak yang dapat dipilih berdasarkan jenis minyak pencemar, konsentrasi minyak pencemar dan lokasi pencemaran, yakni dibakar, diberi disperser dan kemudian dihisap kembali dengan skimmer untuk diolah di kilang minyak, dan didegradasi dengan memanfaatkan mikroorganisme pendegradasi hidrokarbon. Bioremediasi, pengelolaan yang mengandalkan degradasi dengan memanfaatkan mikroorganisme pendegradasi hidrokarbon, merupakan cara yang paling ekonomis dan dapat diterima lingkungan.
A. SENYAWA-SENYAWA PENCEMAR LINGKUNGAN
Senyawa-senyawa pencemar lingkungan dapat digolongkan ke dalam dua bentuk. Pertama ialah senyawa-senyawa yang secara alami ditemukan di alam tetapi jumlahnya (konsentrasinya) sangat tinggi tidak alami, seperti minyak mentah, minyak hasil penyulingan, fosfat, atau logam berat. Bentuk kedua ialah senyawa xenobiotik yaitu senyawa kimia hasil rekayasa manusia yang sebelumnya tidak pernah ditemukan di alam. Contohnya ialah pestisida, herbisida, plastic, atau serat sintetis (Irfan, 2011).
B. REMEDIASI LINGKUNGAN
Secara bahasa, Remediasi artinya proses perbaikan. Dalam hal ini, remediasi lingkungan dapat diartikan sebagai suatu proses perbaikan lingkungan yang tercemar. Secara istilah, remediasi lingkungan ialah suatu bentuk pendekatan yang dilakukan untuk menghilangkan pencemar dari lingkungan. Berbagai teknologi telah dikembangkan guna menghilangkan pencemar dari lingkungan. Beberapa teknologi yang digunakan untuk menghilangkan senyawa pencemar organic antara lain ekstraksi uap tanah, tekanan udara, serapan panas, pencucian tanah, dehalogenasi kimiawi, ekstraksi tanah, penggelontoran tanah in situ, dan bioremediasi (Irfan, 2011).
C. PENGERTIAN BIOREMEDIASI
Bioremediasi merupakan penggunaan mikroorganisme untuk mengurangi polutan di lingkungan. Saat bioremediasi terjadi, enzim-enzim yang diproduksi oleh mikroorganisme memodifikasi polutan beracun dengan mengubah struktur kimia polutan tersebut, sebuah peristiwa yang disebut biotransformasi. Pada banyak kasus, biotransformasi berujung pada biodegradasi, dimana polutan beracun terdegradasi, strukturnya menjadi tidak kompleks, dan akhirnya menjadi metabolit yang tidak berbahaya dan tidak beracun (Anonym, 2010).
Bioremediasi senyawa organic ialah proses mengubah senyawa pencemar organik yang berbahaya menjadi senyawa lain yang lebih aman dengan memanfaatkan organisme. Proses ini melibatkan degradasi molekular melalui aktifitas biologis. Bioremediasi dapat pula diartikan sebagai campur tangan manusia untuk mempercepat degradasi senyawa pencemar yang berbahaya agar turun konsentrasinya atau menjadi senyawa lain yang lebih tidak berbahaya melalui rekayasa proses alami atau proses mikrobiologis dalam tanah, air dan udara (Irfan, 2011).
Secara sederhana proses bioremediasi bagi lingkungan dilakukan dengan mengaktifkan bakteri alami pengurai minyak bumi yang ada di dalam tanah. Bakteri ini kemudian akan menguraikan limbah minyak bumi yang telah dikondisikan sedemikian rupa sehingga sesuai dengan kebutuhan hidup bakteri tersebut. Dalam waktu yang cukup singkat kandungan minyak akan berkurang dan akhirnya hilang, inilah yang disebut sistem bioremediasi (Bhiewhy, 2010).
Dulunya bioremediasi hanya dilakukan pada limbah organik yang mudah ‘dibersihkan’ secara alamiah. Baru pada tahun 1980-an, bioremediasi mulai dikembangkan penggunaannya pada limbah yang lebih sulit, misalnya pada kontaminasi tanah. Tapi pada prinsipnya, bioproses yang digunakan tidaklah berbeda. Bioremediasi mengandalkan reaksi mikrobiologis di dalam tanah. Teknik ini mengondisikan mikroba sedemikian rupa sehingga mampu mengurai senyawa hidrokarbon yang terperangkap di dalam tanah (Bhiewhy, 2010).
D. KEUNTUNGAN BIOREMEDIASI
Beberapa keunggulan bioremediasi senyawa organic ialah proses ini bersifat alami, mampu mengubah molekul senyawa pencemar organik, bukan hanya memindahkan, biayanya pun paling murah dibandingkan cara yang lain, dan hasil akhir degradasi adalah gas karbon dioksida, air, dan senyawa-senyawa sederhana yang ramah lingkungan. Bioremediasi biasanya diterapkan di situs-situs yang sulit dijangkau, di lingkungan di bawah permukaan tanah, air berminyak, atau pada limbah nuklir (Irfan, 2011).
Terdapat beberapa keuntungan menggunakan mikrobia untuk mendegradasi senyawa pencemar organic. Keuntungan tersebut antara lain jumlahnya yang banyak dan ada dimana-mana. Selain itu, jalur metabolisme dalam aktivitas hidupnya dapat dimanfaatkan untuk mendegradasi senyawa pencemar organik dan mengubahnya menjadi senyawa yang lebih tidak berbahaya (Irfan, 2011).
Beberapa senyawa pencemar organik yang secara potensial dapat dibioremediasi disajikan pada tabel di bawah ini (Irfan, 2011):
E. SYARAT BIOREMEDIASI
Pada proses bioremediasi ada beberapa persyaratan supaya bioremediasi dapat berjalan dengan sukses, adapun kriteria menurut Steven and Marc, 1996 adalah:
a. Adanya populasi mikroba, yaitu mikroba yang dapat mendegradasi polutan
b. Terdapatnya sumber energi dan sumber karbon yang bisa digunakan sebagai sumber energi dengan melepaskan elektron selama transformasi dan juga digunakan oleh sel mikroba tersebut.
c. Adanya elektron aseptor, elektron lepas dikarenakan adanya transformasi karbon.
d. Adanya nutrisi, Pertumbuhan bakteri memerlukan nutrisi antara lain: nitrogen, phospor, calcium, potasium, magnesium, besi dan lain-lain.
e. Kondisi lingkungan yang mendukung seperti temperatur, pH, salinitas, tekanan, konsentrasi polutan dan kehadiran inhibitor.
F. PROSES BIOREMEDIASI
Proses bioremediasi dapat digambarkan sebagai berikut :
Bioremediasi melibatkan penambahan nutrien dan oksigen bagi mikroorganisme pendegradasi yang telah ditambahkan pada lahan yang tercemar. Perlakuan ini menyebabkan jumlah mikroorganisme tersebut meningkat, demikian pula dengan aktifitasnya mendegradasi senyawa organic pencemar (Irfan, 2011).
Di dalam minyak bumi terdapat dua macam komponen yang dibagi berdasarkan kemampuan mikroorganisme menguraikannya, yaitu (Hadi, 2003):
1. Komponen minyak bumi yang mudah didegradasi oleh bakteri merupakan komponen terbesar dalam minyak bumi atau mendominasi, yaitu alkana yang bersifat lebih mudah larut dalam air dan terdifusi ke dalam membran sel bakteri. Jumlah bakteri yang mendegradasi komponen ini relatif banyak karena substratnya yang melimpah di dalam minyak bumi. Isolat bakteri pendegradasi komponen minyak bumi ini biasanya merupakan pengoksidasi alkana normal.
2. Komponen minyak bumi yang sulit didegradasi merupakan komponen yang jumlahnya lebih kecil dibanding komponen yang mudah didegradasi. Hal ini menyebabkan bekteri pendegradasi komponen ini berjumlah lebih sedikit dan tumbuh lebih lambat karena kalah bersaing dengan pendegradasi alkana yang memiliki substrat lebih banyak. Isolasi bakteri ini biasanya memanfaatkan komponen minyak bumi yang masih ada setelah pertumbuhan lengkap bakteri pendegradasi komponen minyak bumi yang mudah didegradasi.
Jenis Hidrokarbon yang Didegradasi Mikroba digolongkan menjadi dua (Hadi, 2003) yaitu :
1. Hidrokarbon Alifatik
Mikroorganisme pedegradasi hidrokarbon rantai lurus dalam minyak bumi ini jumlahnya relatif kecil dibanding mikroba pendegradasi hidrokarbon aromatik. Di antaranya adalah Nocardia, Pseudomonas, Mycobacterium, khamir tertentu, dan jamur. Mikroorganisme ini menggunakan hidrokarbon tersebut untuk pertumbuhannya. Penggunaan hidrokarbon alifatik jenuh merupakan proses aerobik (menggunakan oksigen). Tanpa adanya O2, hidrokarbon ini tidak didegradasi oleh mikroba (sebagai pengecualian adalah bakteri pereduksi sulfat).
Langkah pendegradasian hidrokarbon alifatik jenuh oleh mikroorganisme meliputi oksidasi molekuler (O2) sebagai sumber reaktan dan penggabungan satu atom oksigen ke dalam hidrokarbon teroksidasi.
2. Hidrokarbon Aromatik
Banyak senyawa ini digunakan sebagai donor elektron secara aerobik oleh mikroorganisme seperti bakteri dari genus Pseudomonas. Metabolisme senyawa ini oleh bakteri diawali dengan pembentukan Protocatechuate atau catechol atau senyawa yang secara struktur berhubungan dengan senyawa ini. Kedua senyawa ini selanjutnya didegradasi menjadi senyawa yang dapat masuk ke dalam siklus Krebs (siklus asam sitrat), yaitu suksinat, asetil KoA, dan piruvat.
G. JENIS BIOREMEDIASI
Ada dua jenis remediasi tanah, yaitu (Anonym, 2010):
1. In situ (on-site)
In situ adalah pembersihan di lokasi. Pembersihan ini lebih murah dan lebih mudah, terdiri dari pembersihan, venting (injeksi), dan bioremediasi.
2. Ex situ (off site)
Ex situ meliputi penggalian tanah yang tercemar dan kemudian dibawa ke daerah yang aman. Dari daerah aman, tanah tersebut dibersihkan dari zat pencemar.
Dalam pelaksanaan bioremediasi, baik secara in situ maupun ex situ, perlu dilakukan pemantauan terhadap proses pengolahan dan hasil akhir pengolahan. Hal itu perlu dipantau adalah kandungan minyak bumi dan/atau kandungan total hidrokarbon minyak bumi. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup no. 128 tahun 2003 tentang Tata Cara dan Persyaratan Teknis Pengolahan Limbah Minyak Bumi dan Tanah Terkontaminasi oleh Minyak Bumi secara Biologis mensyaratkan kandungan total hidrokarbon minyak bumi yang tidak lebih dan 15 % di awal proses bioremediasi. Selama proses bioremediasi, kandungan total hidrokarbon minyak bumi perlu dipantau setidaknya setiap 2 minggu. Pemantauan kandungan benzena, toluene, etil-bensena, silena, dan hidrokarbon polisilkik aromatic perlu dilakukan di akhir proses bioremediasi. Kandungan total hidrokarbon minyak bumi di akhir proses bioremediasi disyaratkan di bawah 1 %. Di akhir proses bioremediasi, kandungan toluene, etil-bensena, silena, dan hidrokarbon polisilkik aromatik disyaratkan masing-masing berada di bawah 10 ppm, sedangkan kandungan bensena disyaratkan berada di bawah 10 ppm (Bhiewhy, 2010).
H. OPTIMASI BIOREMEDIASI LAHAN TERCEMAR SENYAWA ORGANIK
Untuk mengoptimalkan dan mempercepat biodegradasi senyawa pencemar yang ada di dalam air dan tanah dapat digunakan mikroba yang telah beradaptasi dan digabungkan dengan (Irfan, 2011):
- Menjamin ketersediaan air (kadar air antara 30-80%).
- Menambahkan nutrisi (nitrogen, fosfor, sulfur).
- Menjamin ketersediaan oksigen. (jika tipe degradasi aerobik) 2-3 kg oksigen per kg hidrokarbon yang didegradasi.
- Menjamin pH moderat – Tidak terlalu masam maupun basa, antara 6-9.
- Menjamin suhu yang moderat - 10o sampai 40oC.
- Penambahan enzim, katalis kimia untuk mendegradasi senyawa-senyawa limbah.
- Penambahan surfaktan (detergen).
I. KELEMAHAN PERLAKUAN BIOLOGIS
Pada hakekatnya, segala sesuatu biasanya selalu memiliki kelebihan dan kekurangan. Adapun bioremediasi ini memiliki beberapa kekurangan. Kadang-kadang proses ini tidak efektif di beberapa lokasi karena toksisitas pencemar. Pencemar-pencemar tersebut seperti logam, senyawa organik berkhlor, atau garam-garam anorganik (Irfan, 2011).
PENUTUP
Bioremediasi adalah suatu proses penguraian pencemar lingkungan dengan memanfaatkan mikroorganisme perdegradasi. Secara garis besar, bioremediasi terbagi menjadi ex-situ dan in-situ. Dalam aplikasinya, bioremediasi ini lebih unggul dibanding metode pengolahan lingkungan sebab lebih murah dan lebih aman bagi lingkungan. Namun, waktu yang dibutuhkan cukup lama, sehingga perlu dipertimbangkan aspek-aspek yang mempengaruhi laju degradasi mikroorganisme, serta menggunakan kultur campuran bakteri.
DAFTAR PUSTAKA
Anonym, 2010, Bioremediasi, (online)(www.wikipedia.com/bioremediasi, diakses tanggal 19 Februari 2011).
Bhiewhy, 2010, Bioremediasi, (online)( http://bhiewhy.blogspot.com/2010/02/bioreme-diasi.html, diakses tanggal 19 Februari 2011).
Decenly, 2010, Degradasi Minyak Bumi oleh Konsorsium Bakteri Secara In vitro, (online)( http://eprints.undip.ac.id/27287/, diakses tanggal 17 Mei 2011).
Ghazali, F., 2001, Bioremediation of Petroleum Hidrokarbon by Microbial Consortia, Universiti Putra Malaysia, Kuala Lumpur.
Hadi, S. N., 2003, Degradasi Minyak Bumi via “Tangan” Mikroorganisme, (online)(http://www.chem-is-try.org/artikel_kimia/kimia_material/degradasi_minyak_ bumi_via_tangan_mikroorganisme/, diakses tanggal 17 Mei 2011).
Irfan, 2011, Bioremediasi Senyawa Pencemar, Fakultas Pertanian UGM, Jogjakarta.
Kurnianigsih, N., 2009, Bakteri Mikrobial Fuel Cell, (online)( http://www.alpensteel.com/ article/65-109-energi-fuel-cell-sel-bahan-bakar/1740--bakteri-mikrobial-fuel-cell.html, diakses tanggal 17 Mei 2011).
Rossiana, N., Bioremediasi Lumpur Minyak Bumi dengan Zeolit dan Mikroorganisme Serta Pengujiannya Terhadap Tanaman Sengon, Jurusan Biologi Universitas Padjadjaran, Bandung.
Steven, B dan Marc, K. 1996. In situ Bioremediation Of Petroleum Aromatic Hydrocarbon. Ground Water Polution. (online)(http:www.cee.vt.edu/program_areas/enviromental/teach/ gwprimer/group1/ind/ex/html).
Sabtu, 27 September 2014
Hubungan Struktur Molekul dan Aktivitas Obat
Analog senyawa yang disintesis dan diuji untuk mengetahui bagaimana variasi struktur mempengaruhi aktifitas farmakologi disebut Hubungan Struktur-Aktifitas atau SAR (Structure-activity Relationship).
Obat umumnya berikatan dengan targetnya dengan menggunakan ikatan intermolekul. Namun beberapa obat juga dapat membentuk ikatan kovalen.
Ikatan-ikatan yang mungkin terjadi antara lain :
1. Ikatan ionik
2. Ikatan Hidrogen
3. Interaksi van der Waals
4. Interaksi dipol-dipol
5. Ikatan kovalen
1. Ikatan ionik
Banyak dari penerima pesan kimia dalam tubuh kita yang mengandung gugus fungsi amina yang terionisasi oleh pH tubuh, termasuk neurotransmitter seperti dopamine dan norepinephrine.
Sebagai contoh, gugus amino terionisasi pada epinephrine membentuk ikatan dengan ion aspartat (Asp113) dalam sisi pengikatan pada reseptor adrenergic.
2. Ikatan Hidrogen
Ikatan hydrogen merupakan interaksi antara dua molekulm dimana satu molekul bertindak sebagai donor ikatan hydrogen dan yang lainnya bertindak sebagai akseptor ikatan hydrogen.
Sebagai contoh dua gugus fenol dari epinephrine membentuk ikatan hydrogen dengan gugus alkohol dari dua residu serin (Ser207 dan Ser204).
3. Interaksi van der Waals
Interaksi ini lebih lemah dari kedua ikatan di atas.
Gugus alkil dapat berinteraksi dengan sisi hidrofobik pada sisi pengikatan dan berinteraksi melalui interaksi van der Waals.
Sebagai contoh, epinephrine memiliki cincin aromatic yang dapat berinteraksi van der Waals denga cincin aromatic pada Phe290 dalam sisi pengikatan adrenergic.
5. Ikatan kovalen
Beberapa inhibitor enzim dirancang untuk bertindak sebagai substrat dan menjalani reaksi enzim-terkatalisis. Reaksi ini menghasilkan ikatan kovalen antara obat dan enzim. Pada keadaan normal, ikatan ini dapat lepas. Namun, obat yang dirancang untuk melekat lebih lama, menghasilkan inhibisi reaksi enzimatis. Dalam teori, pembentukan ikatan kovalen bersifat dapat balik, walaupun dalam beberapa kasus, kecepatan pemutusan ikatan berjalan sangat lambat.
Gugus Fungsi sebagai Gugus Pengikatan
Parmakofor obat didefinisikan sebagai gugus fungsi penting yang diperlukan untuk berikatan atau keaktifitasan dan posisi relatifnya dalam ruang. Beberapa parmakofor dijelaskan dengan menghubungkan gugus fungsi penting oleh sebuah kerangka umum.
Gugus fungsi berperan penting dalam pengikatan obat ke target. Studi SAR dapat mengidentifikasi apakah gugus fungsi berperan penting atau tidak dengan menggunakan deret senyawa analog dengan gugus termodifikasi.
1. Alkohol dan fenol
Terdapat banyak jenis obat yang mengandung gugus alkohol atau fenol. Gugus ini dapat bertidak sebagai donor ikatan hydrogen maupun akseptor ikatan hydrogen.
Suatu cara untuk mengetahui apakah gugus alkohol atau fenol ini adalah gugus pengikatan yang berperan penting ialah dengan mengkonversinya menjadi eter atau ester.
2. Amina
Gugus ini terprotonasi pada pH tubuh, yang kemudian berinteraksi dengan gugus karboksilat pada sisi pengikatan.
Uji untuk mengetahui peranan gugus amina ini ialah dengan mengkonversinya menjadi amida. Analog amida tidak dapat terionisasi sehingga dapat menurunkan aktifitasnya
3. Garam Amonium kuartener
Garam ammonium kuartener terionisasi dan dapat berinteraksi dengan gugus karboksilat melalui interaksi ionik.
Interaksi lainnya yang mungkin dapat terjadi ialah interaksi dipole terinduksi antara ion ammonium kuartener dan cincin aromatic.
Contoh :
Agen pemblok neuromuscular adalah gugus pada obat yang membutuhkan adanya gugus ammonium kuartener untuk menjadi aktif. Gugus ini bertindak sebagai antagonis kolinergik melalui pencegahan pembentukan ikatan antara asetilkolin dengan reseptor. Contoh dari gugus yang demikian ialah Suxamethonium.
4. Aldehid dan keton
gugus fungsi ini memiliki momen dipole yang mempunyai aturan main dalam interaksi obat-target.
Keton umum ada pada obat, namun aldehid tidak.
5. Ester
Tubuh mengandung enzim esterase, yang merupakan katalis dalam hidrolisis ester. Alasan utama adanya gugus ester pada berbagai obat ialah bahwa ester bertindak menutupi gugus fungsi yang polar seperti asam karboksilat, fenol, atau alkohol.
6. Amida
Amida primer dan sekunder dapat bertindak sebagai donor ikatan hydrogen, sedangkan semua amida dapat bertindak sebagai akseptor ikatan hydrogen.
7. Asam Karboksilat
Beberapa obat mengandung gugus asam karboksilat yang dapat berinteraksi dengan sisi target melalui ikatan hydrogen jika gugus asam karboksilat terionisasi, atau melalui ikatan hydrogen jika tidak terionisasi.
8. Alkena dan cincin aromatic
Alkena dan cincin aromatic adalah gugus fungsi hidrofobik planar yang dapat berinteraksi dengan sisi pengikatan target melalui interaksi van der Waals.
9. Alkil halida
Alkil halida berperan penting dalam obat antikanker. Gugus ini tidak membentuk ikatan intermolecular dengan sisi pengikatan. Ion halide adalah gugus pergi yang baik, alkil halide merupakan elektrofilik kuat dan dapat bereaksi dengan gugus nukleofilik pada protein dan asam nukleat.
10. Gugus alkil
Rantai alkil bersifat hidrofobik dan dapat berinteraksi dengan sisi hidrofobik reseptor melalui interaksi van der Waals.
Obat umumnya berikatan dengan targetnya dengan menggunakan ikatan intermolekul. Namun beberapa obat juga dapat membentuk ikatan kovalen.
Ikatan-ikatan yang mungkin terjadi antara lain :
1. Ikatan ionik
2. Ikatan Hidrogen
3. Interaksi van der Waals
4. Interaksi dipol-dipol
5. Ikatan kovalen
1. Ikatan ionik
Banyak dari penerima pesan kimia dalam tubuh kita yang mengandung gugus fungsi amina yang terionisasi oleh pH tubuh, termasuk neurotransmitter seperti dopamine dan norepinephrine.
Sebagai contoh, gugus amino terionisasi pada epinephrine membentuk ikatan dengan ion aspartat (Asp113) dalam sisi pengikatan pada reseptor adrenergic.
2. Ikatan Hidrogen
Ikatan hydrogen merupakan interaksi antara dua molekulm dimana satu molekul bertindak sebagai donor ikatan hydrogen dan yang lainnya bertindak sebagai akseptor ikatan hydrogen.
Sebagai contoh dua gugus fenol dari epinephrine membentuk ikatan hydrogen dengan gugus alkohol dari dua residu serin (Ser207 dan Ser204).
3. Interaksi van der Waals
Interaksi ini lebih lemah dari kedua ikatan di atas.
Gugus alkil dapat berinteraksi dengan sisi hidrofobik pada sisi pengikatan dan berinteraksi melalui interaksi van der Waals.
Sebagai contoh, epinephrine memiliki cincin aromatic yang dapat berinteraksi van der Waals denga cincin aromatic pada Phe290 dalam sisi pengikatan adrenergic.
5. Ikatan kovalen
Beberapa inhibitor enzim dirancang untuk bertindak sebagai substrat dan menjalani reaksi enzim-terkatalisis. Reaksi ini menghasilkan ikatan kovalen antara obat dan enzim. Pada keadaan normal, ikatan ini dapat lepas. Namun, obat yang dirancang untuk melekat lebih lama, menghasilkan inhibisi reaksi enzimatis. Dalam teori, pembentukan ikatan kovalen bersifat dapat balik, walaupun dalam beberapa kasus, kecepatan pemutusan ikatan berjalan sangat lambat.
Gugus Fungsi sebagai Gugus Pengikatan
Parmakofor obat didefinisikan sebagai gugus fungsi penting yang diperlukan untuk berikatan atau keaktifitasan dan posisi relatifnya dalam ruang. Beberapa parmakofor dijelaskan dengan menghubungkan gugus fungsi penting oleh sebuah kerangka umum.
Gugus fungsi berperan penting dalam pengikatan obat ke target. Studi SAR dapat mengidentifikasi apakah gugus fungsi berperan penting atau tidak dengan menggunakan deret senyawa analog dengan gugus termodifikasi.
1. Alkohol dan fenol
Terdapat banyak jenis obat yang mengandung gugus alkohol atau fenol. Gugus ini dapat bertidak sebagai donor ikatan hydrogen maupun akseptor ikatan hydrogen.
Suatu cara untuk mengetahui apakah gugus alkohol atau fenol ini adalah gugus pengikatan yang berperan penting ialah dengan mengkonversinya menjadi eter atau ester.
2. Amina
Gugus ini terprotonasi pada pH tubuh, yang kemudian berinteraksi dengan gugus karboksilat pada sisi pengikatan.
Uji untuk mengetahui peranan gugus amina ini ialah dengan mengkonversinya menjadi amida. Analog amida tidak dapat terionisasi sehingga dapat menurunkan aktifitasnya
3. Garam Amonium kuartener
Garam ammonium kuartener terionisasi dan dapat berinteraksi dengan gugus karboksilat melalui interaksi ionik.
Interaksi lainnya yang mungkin dapat terjadi ialah interaksi dipole terinduksi antara ion ammonium kuartener dan cincin aromatic.
Contoh :
Agen pemblok neuromuscular adalah gugus pada obat yang membutuhkan adanya gugus ammonium kuartener untuk menjadi aktif. Gugus ini bertindak sebagai antagonis kolinergik melalui pencegahan pembentukan ikatan antara asetilkolin dengan reseptor. Contoh dari gugus yang demikian ialah Suxamethonium.
4. Aldehid dan keton
gugus fungsi ini memiliki momen dipole yang mempunyai aturan main dalam interaksi obat-target.
Keton umum ada pada obat, namun aldehid tidak.
5. Ester
Tubuh mengandung enzim esterase, yang merupakan katalis dalam hidrolisis ester. Alasan utama adanya gugus ester pada berbagai obat ialah bahwa ester bertindak menutupi gugus fungsi yang polar seperti asam karboksilat, fenol, atau alkohol.
6. Amida
Amida primer dan sekunder dapat bertindak sebagai donor ikatan hydrogen, sedangkan semua amida dapat bertindak sebagai akseptor ikatan hydrogen.
7. Asam Karboksilat
Beberapa obat mengandung gugus asam karboksilat yang dapat berinteraksi dengan sisi target melalui ikatan hydrogen jika gugus asam karboksilat terionisasi, atau melalui ikatan hydrogen jika tidak terionisasi.
8. Alkena dan cincin aromatic
Alkena dan cincin aromatic adalah gugus fungsi hidrofobik planar yang dapat berinteraksi dengan sisi pengikatan target melalui interaksi van der Waals.
9. Alkil halida
Alkil halida berperan penting dalam obat antikanker. Gugus ini tidak membentuk ikatan intermolecular dengan sisi pengikatan. Ion halide adalah gugus pergi yang baik, alkil halide merupakan elektrofilik kuat dan dapat bereaksi dengan gugus nukleofilik pada protein dan asam nukleat.
10. Gugus alkil
Rantai alkil bersifat hidrofobik dan dapat berinteraksi dengan sisi hidrofobik reseptor melalui interaksi van der Waals.
Label:
Chemistry,
kimia medisinal
Lokasi:
Selangor, Malaysia
Jumat, 27 Desember 2013
Kenapa Mesti Ujub?
Kenapa Mesti Ujub?
Betapa banyak diantara kita yang berusaha untuk berlari kencang menjauhi riyaa karena takut amalan kita hancur lebur terkena penyakit riya. Akan tetapi pada waktu yang bersamaan jiwa kita terulurkan dalam dekapan ujub…, bangga dengan amalan yang telah kita lakukan.., bangga dengan ilmu yang telah kita miliki…, bangga dengan keberhasilan dakwah kita.., bangga dengan kalimat-kalimat indah yang kita rangkai…, dst…??!!
Bukankah ujub juga menggugurkan amalan sebagaimana riyaa..??
Bukankah ujub juga menyebabkan pelakunya terjerumus dalam neraka jahannam sebagaimana riyaa…?
Bukankah ujub juga merupakan salah satu bentuk syirik kecil sebagaimana riya…??
Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata :
"Dan sering orang-orang menggandengkan antara riyaa dan ujub. Riyaa termasuk bentuk kesyirikan dengan orang lain (yaitu mempertujukan ibadah kepada orang lain-pen) adapun ujub termasuk bentuk syirik kepada diri sendiri (yaitu merasa dirinyalah atau kehebatannyalah yang membuat ia bisa berkarya-pen). Ini merupkan kondisi orang yang sombong. Orang yang riyaa tidak merealisasikan firman Allah إيَّاكَ نَعْبُدُHanya kepadaMulah kami beribadah, dan orang yang ujub tidaklah merealisasikan firman Allah وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُDan hanya kepadaMulah kami memohon pertolongan. Barangsiapa yang merealisasikan firman Allah إيَّاكَ نَعْبُدُ maka ia akan keluar lepas dari riyaa, dan barangsiapa yang merealisasikan firman Allah وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ maka ia akan keluar terlepas dari ujub" (Majmuu Al-Fataawaa 10/277).
Rasulullah bersabda :
ثَلاَثُ مُهْلِكَاتٍ : شُحٌّ مُطَاعٌ وَهَوًى مُتَّبَعٌ وَإعْجَابُ الْمَرْءِ بِنَفْسِهِ
Tiga perkara yang membinasakan, rasa pelit yang ditaati, hawa nafsu yang diikui dan ujubnya seseorang terhadap dirinya sendiri (HR at-Thobroni dalam Al-Awshoth no 5452 dan dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam as-shahihah no 1802)
Ibnul Qoyyim rahimahullah menukilkan perkataan seorang salaf, Sesungguhnya seorang hamba benar-benar melakukan sebuah dosa, dan dengan dosa tersebut menyebabkan ia masuk surga. Dan seorang hamba benar-benar melakukan sebuah kebaikan yang menyebabkannya masuk neraka. Ia melakukan dosa dan dia senantiasa meletakkan dosa yang ia lakukan tersebut di hadapan kedua matanya, senantiasa merasa takut, khawatir, senantiasa menangis dan menyesal, senantiasa malu kepada Robb-Nya, menunudukan kepalanya dihadapan Robbnya dengan hati yang luluh. Maka jadilah dosa tersebut sebab yang mendatangkan kebahagiaan dan keberuntungannya. Hingga dosa tersebut lebih bermanfaat baginya daripada banyak ketaatan…
Dan seorang hamba benar-benar melakukan kebaikan yang menjadikannya senantiasa merasa telah berbuat baik kepada Robbnya dan menjadi takabbur dengan kebaikan tersebut, memandang tinggi dirinya dan ujub terhadap dirinya serta membanggakannya dan berkata : Aku telah beramal ini, aku telah berbuat itu. Maka hal itu mewariskan sifat ujub dan kibr(takabur) pada dirinya serta sifat bangga dan sombong yang merupakan sebab kebinasaannya… (Al-Wabil As-Shoyyib 9-10)
Seorang penyair berkata :
والعُجْبَ فَاحْذَرْهُ إِنَّ الْعُجْبَ مُجْتَرِفٌ أَعْمَالَ صَاحبِهِ فِي سَيْلِهِ الْعَرِمِ
Jauhilah penyakit ujub, sesungguhnya penyakit ujub akan menggeret amalan pelakunya ke dalam aliran deras arusnya
Lantas kenapa kita begitu waspada terhadap riyaa namun melalaikan penyakit ujub…?
Sesungguhnya racun ujub akan mengantarkan pelakunya kepada penyakit-penyakit kronis lainnya, diantaranya :
- Lupa untuk bersyukur kepada Allah, bahkan malah mensyukuri diri sendiri, seakan-akan amalan yang telah dia lakukan adalah karena kehebatannya
- Lenyap darinya sifat tunduk dan merendah dihadapan Allah yang telah menganugrahkan segala kelebihan dan kenikmatan kepadanya
- Terlebih jelas lagi lenyap sikap tawadhu dihadapan manusia
- Bersikap sombong (merasa tinggi) dan merendahkan orang lain, tidak mau mengakui kelebihan yang dimiliki oleh orang lain. Jiwanya senantiasa mengajaknya untuk menyatakan bahwasanya dialah yang terbaik, dan apa yang telah diamalkan oleh orang lain merupakan perkara yang biasa yang tidak patut untuk dipuji. Berbeda dengan amalan dan karya yang telah ia lakukan maka patut untuk diacungkan jempol.
Kalimat indah yang pernah diucapkan oleh seorang ulama :
Orang yang ujub merasa bahwa dirinya paling tinggi dihadapan manusia yang lain… bahkan merasa dirinya lebih tinggi di sisi Allah.., namun pada hakikatnya dialah orang yang paling rendah dan hina di sisi Allah.
Kenapa Mesti Ujub?
Sebelum kita terlena dengan ujub yang menggerogoti hati kita maka hendaknya kita renungkan tentang diri kita. Kenapa kita ujub..??, bukankah kita ujub karena amalan kita serta hasil karya yang banyak dan hebat…??. Jika perkaranya demikian maka hendaknya renungkanlah perkara-perkara berikut ini :
Pertama : Sudah yakinkah amalan-amalan kita tersebut dibangun di atas keikhlasan kepada Allah??
Ikhlas merupakan perkara yang sangat mulia, yang menjadikan pelakunya menjadi sangat tinggi dan mulia di sisi Allah. Orang yang ikhlas hatinya hanya sibuk mengaharapkan keridhoan Allah dan tidak peduli dengan komentar dan penilaian manusia yang tidak memberi kemanfaatan dan tidak memudhorotkan. Yang paling penting baginya adalah penilaian Allah terhadap amalannya.
Orang yang ikhlas adalah orang yang amalannya tatkala bersendirian lebih banyak daripda amalannya tatkala dilihat oleh orang lain.
Kedua : Bukankah banyak hal yang bisa menggugurkan amalan-amalan kita tersebut??
Ibnul Qoyyim rahimahullah berkata Penggugur dan perusak amalan sangatlah banyak.
وَلَيْسَ الشَّأْنُ فِي الْعَمَلِ إِنَّمَا الشَّأْنُ فِي حِفْظِ الْعَمَلِ مِمَّا يُفْسدُهُ وَيُحْبِطُهُ
Dan yang penting adalah bagaimana menjaga amal agar tidak rusak dan gugur bukan yang penting adalah beramalnya.
Riyaa –meskipun sekecil apapun- merupakan penggugur amal, dan bentuk-bentuknya sangatlah banyak. Demikian juga amalan yang tidak dibangun diatas ittibaa sunnah juga merupakan penggugur amalan. Sikap al-mann dalam hati terhadap Allah (yaitu merasa telah berbuat baik kepada Allah dengan mengungkit-ngungkit dan menyebut-nyebut kebaikan tersebut -pen) juga menghancurkan amalan. Demikian juga sikap al-mann (yaitu mengungkit-ngungkitnya) dalam sedekah, berbuat kebaikan, dan bersilaturahmi juga membatalkan amalan, sebagaimana firman Allah
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لا تُبْطِلُوا صَدَقَاتِكُمْ بِالْمَنِّ وَالأذَى
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima) (QS Al-Baqoroh : 264)
Dan mayoritas manusia tidak mengetahui tentang hal-hal buruk yang bisa menggugurkan amalan-amalan kebajikan. Allah telah berfirman
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لا تَرْفَعُوا أَصْوَاتَكُمْ فَوْقَ صَوْتِ النَّبِيِّ وَلا تَجْهَرُوا لَهُ بِالْقَوْلِ كَجَهْرِ بَعْضِكُمْ لِبَعْضٍ أَنْ تَحْبَطَ أَعْمَالُكُمْ وَأَنْتُمْ لا تَشْعُرُونَ
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu meninggikan suaramu melebihi suara Nabi, dan janganlah kamu berkata kepadanya dengan suara yang keras, sebagaimana kerasnya suara sebagian kamu terhadap sebagian yang lain, supaya tidak hapus (pahala) amalanmu sedangkan kamu tidak menyadari (QS Al-Hujuroot : 2)
Maka (dalam ayat ini-pen) Allah telah mengingatkan kaum mukminin agar amalan mereka tidak gugur karena mereka mengeraskan suara mereka kepada Nabi shallallahu alaihi wa sallam sebagaimana mereka mengeraskan suara diantara mereka. Hal ini bukanlah kemurtadan akan tetapi merupakan kemaksiatan yang menggugurkan amalan dan pelakunya tidak sadar. Maka bagaimana lagi dengan orang yang mendahulukan perkataan seseroang di atas perkataan Nabi shallallahu alaihi wa sallam, petunjuknya, dan jalannya??, bukankah amalannya telah gugur dan dia dalam keadaan tidak sadar??!!
Diantara hal yang menggugurkan amalan adalah sebagaimana sabda Nabi
مَنْ تَرَكَ صَلاَةَ الْعَصْر فَقَدْ حَبِطَ عَمَلُهُ
Barangsiapa yang meninggalkan sholat ashar maka telah gugur amalannya (HR Al-Bukhari no 553)
Dan termasuk dalam hal ini perkataan Aisyah –semoga Allah meridhoinya dan meridhoi ayahnya- kepada Zaid bin Arqom rahdiallahu anhu tatkala melakukan transaksi dengan sistem iinah (riba)
إِنَّهُ قَدْ أَبْطَلَ جِهَادَهُ مَعَ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْه وَسَلَّمَ إِلاَّ أَنْ يَتُوْبَ
Sesungguhnya ia (Zaid) telah menggugurkan (pahala) jihadnya bersama Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam kecuali jika ia bertaubat
Transaksi dengan system iinah bukanlah kemurtadan, paling banter ia merupakan kemaksiatan.
Oleh karenanya mengetahui perkara-perkara yang bisa membatalkan amal tatkala amalan sedang dikerjakan dan demikian juga hal-hal yang bisa membatalkan amal setelah dikerjakannya amal merupakan perkara yang sangat penting untuk diketahui oleh seorang hamba dan diwaspadai serta untuk mengecek dirinya (Al-Wabil As-Shoyyib 21-22)
Ketiga : Bukankah penilaian Allah yang paling utama adalah tentang hati dan keimanan seseorang?, bukan hanya sekedar amalan yang dzohir??
Betapa banyak orang yang dzohirnya kurang amalannya dan seakan-akan mata kita merendahkannya, namun ternyata ia sangat tinggi di sisi Allah. Sebagai contoh nyata adalah Uwais Al-Qoroni rahimahullah (lihat http://www.firanda.com/index.php/artikel/7-adab-a-akhlaq/17-tabiin-terbaik-uwais-al-qoroni)
Keempat : Betapa banyak dosa yang kita lakukan tanpa kita sadari, dan betapa banyak dosa yang kita lakukan dan kita sadari namun kita melupakannya??
Betapa sering kita melupakan dosa-dosa yang kita lakukan.., bukankah terlalu banyak dosa yang dilakukan oleh kedua mata kita..??, dosa yang dilakukan oleh kedua telinga kita..??, dosa-dosa yang dilakukan oleh lisan kita..??, dosa-dosa yang dilakukan oleh hati kita…??
Sebagai contoh, coba sekarang kita berusaha untuk mengingat kembali dosa-dosa yang pernah dilakukan oleh lisan kita..??, apakah kita masih ingat siapa saja yang pernah kita ghibahi..??, siapa saja yang pernah kita sakiti hatinya dengan perkataan kita…??. Tentu kebanyakannya telah kita lupakan.
Belum lagi dosa-dosa yang pernah kita lakukan dengan hati kita..??
Bukankah takabbur, hasad, berburuk sangka juga merupakan dosa…??
Jika perkaranya demikian…bahwasanya tidak satu amalanpun yang kita yakini kita lakukan ikhlas karena Allah…dan tidak satu amalanpun yang ikhlas kita lakukan lantas kita yakin pasti diterima oleh Allah karena selamat dari hal-hal yang merusaknya…, maka apakah yang bisa kita banggakan untuk bisa ujub di hadapan Allah dan merasa lebih baik dari orang lain…???.
www.firanda.com
Betapa banyak diantara kita yang berusaha untuk berlari kencang menjauhi riyaa karena takut amalan kita hancur lebur terkena penyakit riya. Akan tetapi pada waktu yang bersamaan jiwa kita terulurkan dalam dekapan ujub…, bangga dengan amalan yang telah kita lakukan.., bangga dengan ilmu yang telah kita miliki…, bangga dengan keberhasilan dakwah kita.., bangga dengan kalimat-kalimat indah yang kita rangkai…, dst…??!!
Bukankah ujub juga menggugurkan amalan sebagaimana riyaa..??
Bukankah ujub juga menyebabkan pelakunya terjerumus dalam neraka jahannam sebagaimana riyaa…?
Bukankah ujub juga merupakan salah satu bentuk syirik kecil sebagaimana riya…??
Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata :
"Dan sering orang-orang menggandengkan antara riyaa dan ujub. Riyaa termasuk bentuk kesyirikan dengan orang lain (yaitu mempertujukan ibadah kepada orang lain-pen) adapun ujub termasuk bentuk syirik kepada diri sendiri (yaitu merasa dirinyalah atau kehebatannyalah yang membuat ia bisa berkarya-pen). Ini merupkan kondisi orang yang sombong. Orang yang riyaa tidak merealisasikan firman Allah إيَّاكَ نَعْبُدُHanya kepadaMulah kami beribadah, dan orang yang ujub tidaklah merealisasikan firman Allah وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُDan hanya kepadaMulah kami memohon pertolongan. Barangsiapa yang merealisasikan firman Allah إيَّاكَ نَعْبُدُ maka ia akan keluar lepas dari riyaa, dan barangsiapa yang merealisasikan firman Allah وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ maka ia akan keluar terlepas dari ujub" (Majmuu Al-Fataawaa 10/277).
Rasulullah bersabda :
ثَلاَثُ مُهْلِكَاتٍ : شُحٌّ مُطَاعٌ وَهَوًى مُتَّبَعٌ وَإعْجَابُ الْمَرْءِ بِنَفْسِهِ
Tiga perkara yang membinasakan, rasa pelit yang ditaati, hawa nafsu yang diikui dan ujubnya seseorang terhadap dirinya sendiri (HR at-Thobroni dalam Al-Awshoth no 5452 dan dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam as-shahihah no 1802)
Ibnul Qoyyim rahimahullah menukilkan perkataan seorang salaf, Sesungguhnya seorang hamba benar-benar melakukan sebuah dosa, dan dengan dosa tersebut menyebabkan ia masuk surga. Dan seorang hamba benar-benar melakukan sebuah kebaikan yang menyebabkannya masuk neraka. Ia melakukan dosa dan dia senantiasa meletakkan dosa yang ia lakukan tersebut di hadapan kedua matanya, senantiasa merasa takut, khawatir, senantiasa menangis dan menyesal, senantiasa malu kepada Robb-Nya, menunudukan kepalanya dihadapan Robbnya dengan hati yang luluh. Maka jadilah dosa tersebut sebab yang mendatangkan kebahagiaan dan keberuntungannya. Hingga dosa tersebut lebih bermanfaat baginya daripada banyak ketaatan…
Dan seorang hamba benar-benar melakukan kebaikan yang menjadikannya senantiasa merasa telah berbuat baik kepada Robbnya dan menjadi takabbur dengan kebaikan tersebut, memandang tinggi dirinya dan ujub terhadap dirinya serta membanggakannya dan berkata : Aku telah beramal ini, aku telah berbuat itu. Maka hal itu mewariskan sifat ujub dan kibr(takabur) pada dirinya serta sifat bangga dan sombong yang merupakan sebab kebinasaannya… (Al-Wabil As-Shoyyib 9-10)
Seorang penyair berkata :
والعُجْبَ فَاحْذَرْهُ إِنَّ الْعُجْبَ مُجْتَرِفٌ أَعْمَالَ صَاحبِهِ فِي سَيْلِهِ الْعَرِمِ
Jauhilah penyakit ujub, sesungguhnya penyakit ujub akan menggeret amalan pelakunya ke dalam aliran deras arusnya
Lantas kenapa kita begitu waspada terhadap riyaa namun melalaikan penyakit ujub…?
Sesungguhnya racun ujub akan mengantarkan pelakunya kepada penyakit-penyakit kronis lainnya, diantaranya :
- Lupa untuk bersyukur kepada Allah, bahkan malah mensyukuri diri sendiri, seakan-akan amalan yang telah dia lakukan adalah karena kehebatannya
- Lenyap darinya sifat tunduk dan merendah dihadapan Allah yang telah menganugrahkan segala kelebihan dan kenikmatan kepadanya
- Terlebih jelas lagi lenyap sikap tawadhu dihadapan manusia
- Bersikap sombong (merasa tinggi) dan merendahkan orang lain, tidak mau mengakui kelebihan yang dimiliki oleh orang lain. Jiwanya senantiasa mengajaknya untuk menyatakan bahwasanya dialah yang terbaik, dan apa yang telah diamalkan oleh orang lain merupakan perkara yang biasa yang tidak patut untuk dipuji. Berbeda dengan amalan dan karya yang telah ia lakukan maka patut untuk diacungkan jempol.
Kalimat indah yang pernah diucapkan oleh seorang ulama :
Orang yang ujub merasa bahwa dirinya paling tinggi dihadapan manusia yang lain… bahkan merasa dirinya lebih tinggi di sisi Allah.., namun pada hakikatnya dialah orang yang paling rendah dan hina di sisi Allah.
Kenapa Mesti Ujub?
Sebelum kita terlena dengan ujub yang menggerogoti hati kita maka hendaknya kita renungkan tentang diri kita. Kenapa kita ujub..??, bukankah kita ujub karena amalan kita serta hasil karya yang banyak dan hebat…??. Jika perkaranya demikian maka hendaknya renungkanlah perkara-perkara berikut ini :
Pertama : Sudah yakinkah amalan-amalan kita tersebut dibangun di atas keikhlasan kepada Allah??
Ikhlas merupakan perkara yang sangat mulia, yang menjadikan pelakunya menjadi sangat tinggi dan mulia di sisi Allah. Orang yang ikhlas hatinya hanya sibuk mengaharapkan keridhoan Allah dan tidak peduli dengan komentar dan penilaian manusia yang tidak memberi kemanfaatan dan tidak memudhorotkan. Yang paling penting baginya adalah penilaian Allah terhadap amalannya.
Orang yang ikhlas adalah orang yang amalannya tatkala bersendirian lebih banyak daripda amalannya tatkala dilihat oleh orang lain.
Kedua : Bukankah banyak hal yang bisa menggugurkan amalan-amalan kita tersebut??
Ibnul Qoyyim rahimahullah berkata Penggugur dan perusak amalan sangatlah banyak.
وَلَيْسَ الشَّأْنُ فِي الْعَمَلِ إِنَّمَا الشَّأْنُ فِي حِفْظِ الْعَمَلِ مِمَّا يُفْسدُهُ وَيُحْبِطُهُ
Dan yang penting adalah bagaimana menjaga amal agar tidak rusak dan gugur bukan yang penting adalah beramalnya.
Riyaa –meskipun sekecil apapun- merupakan penggugur amal, dan bentuk-bentuknya sangatlah banyak. Demikian juga amalan yang tidak dibangun diatas ittibaa sunnah juga merupakan penggugur amalan. Sikap al-mann dalam hati terhadap Allah (yaitu merasa telah berbuat baik kepada Allah dengan mengungkit-ngungkit dan menyebut-nyebut kebaikan tersebut -pen) juga menghancurkan amalan. Demikian juga sikap al-mann (yaitu mengungkit-ngungkitnya) dalam sedekah, berbuat kebaikan, dan bersilaturahmi juga membatalkan amalan, sebagaimana firman Allah
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لا تُبْطِلُوا صَدَقَاتِكُمْ بِالْمَنِّ وَالأذَى
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima) (QS Al-Baqoroh : 264)
Dan mayoritas manusia tidak mengetahui tentang hal-hal buruk yang bisa menggugurkan amalan-amalan kebajikan. Allah telah berfirman
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لا تَرْفَعُوا أَصْوَاتَكُمْ فَوْقَ صَوْتِ النَّبِيِّ وَلا تَجْهَرُوا لَهُ بِالْقَوْلِ كَجَهْرِ بَعْضِكُمْ لِبَعْضٍ أَنْ تَحْبَطَ أَعْمَالُكُمْ وَأَنْتُمْ لا تَشْعُرُونَ
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu meninggikan suaramu melebihi suara Nabi, dan janganlah kamu berkata kepadanya dengan suara yang keras, sebagaimana kerasnya suara sebagian kamu terhadap sebagian yang lain, supaya tidak hapus (pahala) amalanmu sedangkan kamu tidak menyadari (QS Al-Hujuroot : 2)
Maka (dalam ayat ini-pen) Allah telah mengingatkan kaum mukminin agar amalan mereka tidak gugur karena mereka mengeraskan suara mereka kepada Nabi shallallahu alaihi wa sallam sebagaimana mereka mengeraskan suara diantara mereka. Hal ini bukanlah kemurtadan akan tetapi merupakan kemaksiatan yang menggugurkan amalan dan pelakunya tidak sadar. Maka bagaimana lagi dengan orang yang mendahulukan perkataan seseroang di atas perkataan Nabi shallallahu alaihi wa sallam, petunjuknya, dan jalannya??, bukankah amalannya telah gugur dan dia dalam keadaan tidak sadar??!!
Diantara hal yang menggugurkan amalan adalah sebagaimana sabda Nabi
مَنْ تَرَكَ صَلاَةَ الْعَصْر فَقَدْ حَبِطَ عَمَلُهُ
Barangsiapa yang meninggalkan sholat ashar maka telah gugur amalannya (HR Al-Bukhari no 553)
Dan termasuk dalam hal ini perkataan Aisyah –semoga Allah meridhoinya dan meridhoi ayahnya- kepada Zaid bin Arqom rahdiallahu anhu tatkala melakukan transaksi dengan sistem iinah (riba)
إِنَّهُ قَدْ أَبْطَلَ جِهَادَهُ مَعَ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْه وَسَلَّمَ إِلاَّ أَنْ يَتُوْبَ
Sesungguhnya ia (Zaid) telah menggugurkan (pahala) jihadnya bersama Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam kecuali jika ia bertaubat
Transaksi dengan system iinah bukanlah kemurtadan, paling banter ia merupakan kemaksiatan.
Oleh karenanya mengetahui perkara-perkara yang bisa membatalkan amal tatkala amalan sedang dikerjakan dan demikian juga hal-hal yang bisa membatalkan amal setelah dikerjakannya amal merupakan perkara yang sangat penting untuk diketahui oleh seorang hamba dan diwaspadai serta untuk mengecek dirinya (Al-Wabil As-Shoyyib 21-22)
Ketiga : Bukankah penilaian Allah yang paling utama adalah tentang hati dan keimanan seseorang?, bukan hanya sekedar amalan yang dzohir??
Betapa banyak orang yang dzohirnya kurang amalannya dan seakan-akan mata kita merendahkannya, namun ternyata ia sangat tinggi di sisi Allah. Sebagai contoh nyata adalah Uwais Al-Qoroni rahimahullah (lihat http://www.firanda.com/index.php/artikel/7-adab-a-akhlaq/17-tabiin-terbaik-uwais-al-qoroni)
Keempat : Betapa banyak dosa yang kita lakukan tanpa kita sadari, dan betapa banyak dosa yang kita lakukan dan kita sadari namun kita melupakannya??
Betapa sering kita melupakan dosa-dosa yang kita lakukan.., bukankah terlalu banyak dosa yang dilakukan oleh kedua mata kita..??, dosa yang dilakukan oleh kedua telinga kita..??, dosa-dosa yang dilakukan oleh lisan kita..??, dosa-dosa yang dilakukan oleh hati kita…??
Sebagai contoh, coba sekarang kita berusaha untuk mengingat kembali dosa-dosa yang pernah dilakukan oleh lisan kita..??, apakah kita masih ingat siapa saja yang pernah kita ghibahi..??, siapa saja yang pernah kita sakiti hatinya dengan perkataan kita…??. Tentu kebanyakannya telah kita lupakan.
Belum lagi dosa-dosa yang pernah kita lakukan dengan hati kita..??
Bukankah takabbur, hasad, berburuk sangka juga merupakan dosa…??
Jika perkaranya demikian…bahwasanya tidak satu amalanpun yang kita yakini kita lakukan ikhlas karena Allah…dan tidak satu amalanpun yang ikhlas kita lakukan lantas kita yakin pasti diterima oleh Allah karena selamat dari hal-hal yang merusaknya…, maka apakah yang bisa kita banggakan untuk bisa ujub di hadapan Allah dan merasa lebih baik dari orang lain…???.
www.firanda.com
Senin, 23 Desember 2013
Mencari Ketenangan di Tengah Kesibukan
Sedikit bersih-bersih di blog ku yang lama banget gk disamperin pemiliknya sendiri...:D
Berikut sedikit berbagi catatan dari Talkshow Ust. Muhammad Fauzil Adhim di International Islamic Center, Selangor. Temanya diangkat dari judul buku beliau, "Mencari Ketenangan di Tengah Kesibukan". Semoga bermanfaat... ^-^
Bismillahirahmanirrahim
Suatu saat ada yang bertanya, “Pak, saya itu sudah berzikir koq gak tenang?”. Dia menyebut dirinya sedang berzikir, namun pada saat dia berzikir, kerisauan utama yang ada dalam fikirannya adalah urusan dunia. Maka sesungguhnya itu bukanlah zikir…
Ada pula ketika seseorang menghitung-hitung zikirnya, sehingga ketika terlupa hitungannya, dia mengeluh sebab harus mengulangnya lagi. Padalah sesungguhnya Allah SWT tidaklah menilai hitungan kita…
Lain lagi dengan beberapa orang yang sholat wajib lima waktunya tidak terurus, namun begitu rajin untuk sholat dhuha. Namun sesungguhnya bukan Allah SWT dan negeri akhirat yang menjadi tujuannya, melainkan kelimpahan rezeki duniawi yang dijanjikan Allah melalui ibadah itu.
Betapa banyak orang yang berzikir, namun sesungguhnya tidak mengingat Allah SWT, melainkan hanya mengucapkan kalimat-kalimat saja…
Janganlah menjadi pribadi yang mudah risau. Ketenangan bisa diperoleh dengan mengingat Allah. Tidak pula kita perlu ikut-ikutan tren kebanyakan orang, meskipun itu dalam urusan agama. Ketika orang-orang berbondong-bondong mengerjakan dan mengikuti sesuatu soal agama, tanyakanlah… apakah itu yang sesungguhnya diinginkan oleh agama Allah SWT ? Terlebih di zaman dimana kita semakin jauh dari sumbernya, yaitu Rasulullah saw., dan semakin dekat dengan masa yang dijanjikanNya, yaitu hari kiamat.
Hari ini kita dapat melihat mulai bermunculannya tradisi-tradisi zaman jahiliyah yang mulai kembali dibangga-banggakan, seperti menggelari diri dengan gelar-gelar yang hebat. Orang-orang sibuk membanggakan diri, menepuk dada dan menggelari dirinya sendiri dengan hal yang hebat.
Setiap hal yang ramai diikuti manusia, maka kita perlu mengambil jarak sejenak untuk menanyakan “betulkah ini?” dan tidak serta-merta ikut-ikutan. Karena dalam Al-Qur’an, Allah merujuk “kebanyakan mereka” sebagai orang-orang yang merugi. Sehingga alangkah baiknya ketika kita menjadi “kecuali yang sedikit” itu, yang tidak ikut-ikutan dengan berbagai perkara.
Ridho adalah kunci ketenangan hati. Dalam bacaan sholat kita di surah Al-Fatihah, kita senantiasa memohon untuk diberikan petunjuk ke jalan yang lurus. Sedangkan jalan yang lurus itu bukanlah jalan yang mudah dan lapang. Jalan itu adalah jalan para nabi dan syuhada, yang begitu banyak cobaan. Namun mereka mampu melaluinya sebab mereka memandang dunia adalah sesuatu yang kecil. Sedangkan orang-orang yang tujuan hidupnya adalah dunia, maka kemiskinan akan terus membayang-bayangi hidupnya dan dipenuhi rasa gelisah, meskipun hartanya sangatlah banyak.
Poin terakhir yang perlu ditekankan, adalah bahwa jika kita senantiasa menuruti keinginan hati kita, maka kita akan menjadi orang yang lemah. Jika kita sibuk berhibur sebelum benar-benar memerlukan, maka jiwa ini akan mudah letih. Menahan diri kepada sesuatu yang menjadi tren namun sebenarnya bukan menjadi keperluan penting, akan meredakan keinginan kita kepada sifat yang mementingkan penampilan, dan kita menjadi lebih berfikir fungsional. Hal ini menjadikan kita tidak mudah takjub dan terpukau dengan kemewahan dan tren kebanyakan orang, namun menjadikan hidup kita lebih tenang.
Wallahualam bissawab…
IIC Selangor, 15 Desember 2013
Berikut sedikit berbagi catatan dari Talkshow Ust. Muhammad Fauzil Adhim di International Islamic Center, Selangor. Temanya diangkat dari judul buku beliau, "Mencari Ketenangan di Tengah Kesibukan". Semoga bermanfaat... ^-^
Bismillahirahmanirrahim
Suatu saat ada yang bertanya, “Pak, saya itu sudah berzikir koq gak tenang?”. Dia menyebut dirinya sedang berzikir, namun pada saat dia berzikir, kerisauan utama yang ada dalam fikirannya adalah urusan dunia. Maka sesungguhnya itu bukanlah zikir…
Ada pula ketika seseorang menghitung-hitung zikirnya, sehingga ketika terlupa hitungannya, dia mengeluh sebab harus mengulangnya lagi. Padalah sesungguhnya Allah SWT tidaklah menilai hitungan kita…
Lain lagi dengan beberapa orang yang sholat wajib lima waktunya tidak terurus, namun begitu rajin untuk sholat dhuha. Namun sesungguhnya bukan Allah SWT dan negeri akhirat yang menjadi tujuannya, melainkan kelimpahan rezeki duniawi yang dijanjikan Allah melalui ibadah itu.
Betapa banyak orang yang berzikir, namun sesungguhnya tidak mengingat Allah SWT, melainkan hanya mengucapkan kalimat-kalimat saja…
Janganlah menjadi pribadi yang mudah risau. Ketenangan bisa diperoleh dengan mengingat Allah. Tidak pula kita perlu ikut-ikutan tren kebanyakan orang, meskipun itu dalam urusan agama. Ketika orang-orang berbondong-bondong mengerjakan dan mengikuti sesuatu soal agama, tanyakanlah… apakah itu yang sesungguhnya diinginkan oleh agama Allah SWT ? Terlebih di zaman dimana kita semakin jauh dari sumbernya, yaitu Rasulullah saw., dan semakin dekat dengan masa yang dijanjikanNya, yaitu hari kiamat.
Hari ini kita dapat melihat mulai bermunculannya tradisi-tradisi zaman jahiliyah yang mulai kembali dibangga-banggakan, seperti menggelari diri dengan gelar-gelar yang hebat. Orang-orang sibuk membanggakan diri, menepuk dada dan menggelari dirinya sendiri dengan hal yang hebat.
Setiap hal yang ramai diikuti manusia, maka kita perlu mengambil jarak sejenak untuk menanyakan “betulkah ini?” dan tidak serta-merta ikut-ikutan. Karena dalam Al-Qur’an, Allah merujuk “kebanyakan mereka” sebagai orang-orang yang merugi. Sehingga alangkah baiknya ketika kita menjadi “kecuali yang sedikit” itu, yang tidak ikut-ikutan dengan berbagai perkara.
Ridho adalah kunci ketenangan hati. Dalam bacaan sholat kita di surah Al-Fatihah, kita senantiasa memohon untuk diberikan petunjuk ke jalan yang lurus. Sedangkan jalan yang lurus itu bukanlah jalan yang mudah dan lapang. Jalan itu adalah jalan para nabi dan syuhada, yang begitu banyak cobaan. Namun mereka mampu melaluinya sebab mereka memandang dunia adalah sesuatu yang kecil. Sedangkan orang-orang yang tujuan hidupnya adalah dunia, maka kemiskinan akan terus membayang-bayangi hidupnya dan dipenuhi rasa gelisah, meskipun hartanya sangatlah banyak.
Poin terakhir yang perlu ditekankan, adalah bahwa jika kita senantiasa menuruti keinginan hati kita, maka kita akan menjadi orang yang lemah. Jika kita sibuk berhibur sebelum benar-benar memerlukan, maka jiwa ini akan mudah letih. Menahan diri kepada sesuatu yang menjadi tren namun sebenarnya bukan menjadi keperluan penting, akan meredakan keinginan kita kepada sifat yang mementingkan penampilan, dan kita menjadi lebih berfikir fungsional. Hal ini menjadikan kita tidak mudah takjub dan terpukau dengan kemewahan dan tren kebanyakan orang, namun menjadikan hidup kita lebih tenang.
Wallahualam bissawab…
IIC Selangor, 15 Desember 2013
Rabu, 04 Januari 2012
Ketika Sabar Harus Tak Terbatas
Di usia yang telah melewati angka 20 atau bahkan lebih dari itu, tak sedikit yang mengalami goncangan-goncangan hati bagi para jomblo (baca: single). Usia yang terbilang rawan menurut saya, dimana pada masa itu gejala ingin di cintai dan di sayangi sangatlah besar. Belum lagi melihat keadaan sekitar yang sangat membuat hati miris karena masih sendiri. Ya, fenomena pacaran.
Bersyukur bagi mereka yang telah Allah pertemukan dengan pendamping hidupnya tanpa harus berjuang untuk melawan perasaan hati yang tak menentu menahan gejolak nafsu. Namun lain hal untuk mereka yang memang belum di takdirkan untuk segera menikah.
Tapi yakinlah, bahwasanya Allah akan memberikan sesuatu yang kita butuhkan namun bukan yang kita inginkan. Jika keyakinan telah terpatri, Insya ALLAH hati akan merasa nyaman dengan segala keputusanNYA. Sebagai orang yang telah meyakini janji Tuhannya, hendaknya setelah itu jangan merusak keyakinan tersebut dengan perilaku yang dapat merubah keputusan ALLAH. Ketika telah yakin, hendaknya tak usah berlebihan dalam mencari pasangan misalnya dengan mengikuti pergaulan zaman sekarang, misalnya pacaran. Jika itu terjadi, apa gunanya keyakinan yang telah terbentuk di awal namun ternodai dengan nafsu dan kesabaran yang terbatas.
Sederet janji ALLAH untuk mereka yang bersabar, balasannya adalah surga. Apalagi untuk menahan hawa nafsu, sebanding dengan pahala jihad. Karena jihad terbesar adalah menahan hawa nafsu. Ketika kesabaran menjadi terbatas dan hati telah yakin pada ketetapanNYA, maka menikah bisa menjadi solusinya. Meskipun secara kasat mata, kemampuan belum memadai namun janji ALLAH untuk memberikan kemudahan bagi seorang muslim yang melakukan kebaikan hendaknya tak perlu di ragukan. Namun jika telah maksimal berusaha dan belum menampakkan hasil, baiknya sabar harus tetap tak terbatas. ALLAH akan selalu mendengar doa hambaNYA. Bila bukan sekarang, mungkin belum saatnya, karena ALLAH Maha Tahu apa yang terbaik untuk hambaNYA. Jika hati terkadang rapuh atau merasa putus asa. Ingatlah bahwa ALLAH tak pernah ingkar janji, mungkin ada yang salah dengan diri kita dan selayaknya kita selalu berprasangka baik kepada ALLAH. Jangan pernah berhenti berusaha dan berdoa. Karena ALLAH akan selalu menggenggam doa dan mimpi para hambaNYA selama hambaNYA yakin dan mau berusaha mewujudkannya.
Ketika ALLAH belum mengabulkan doa hambaNYA untuk bersanding dengan pasangan hidupnya. Hendaknya sikap istiqamah terus dimaksimalkan. Tetap menahan hawa nafsu. Karena bisa jadi saat penantian itulah kita benar-benar di uji seberapa pantasnya kita mendapatkan seseorang yang cocok untuk kita. Bukankah ALLAH telah berjanji, bahwa pria yang baik adalah untuk wanita yang baik dan sebaliknya. Tidak mudah memang menahan cobaan di usia yang rentan akan gejolak hati, namun jika kita bisa melewatinya dengan baik maka ALLAH akan memberikan balasan yang jauh lebih baik pula.
Karena pada dasarnya ALLAH teramat sayang dengan kita, tak membiarkan kita jatuh ke dalam jurang dosa. Walaupun kadangkala kita sendiri yang menceburkan diri dengan sengaja ke jurang tersebut. ALLAH akan menolong kita, jika kita ingin di tolong dan ALLAH akan menjaga kita, jika kita ingin di jaga. Jangan bermain dengan api jika tak ingin terbakar. Cukup ALLAH sebagai penghibur hati di saat hati kita sedang sedih.
Allahua’lam.
Sumber: http://www.dakwatuna.com/2012/01/17371/ketika-sabar-harus-tak-terbatas/#ixzz1iX1ryUbv
Bersyukur bagi mereka yang telah Allah pertemukan dengan pendamping hidupnya tanpa harus berjuang untuk melawan perasaan hati yang tak menentu menahan gejolak nafsu. Namun lain hal untuk mereka yang memang belum di takdirkan untuk segera menikah.
Tapi yakinlah, bahwasanya Allah akan memberikan sesuatu yang kita butuhkan namun bukan yang kita inginkan. Jika keyakinan telah terpatri, Insya ALLAH hati akan merasa nyaman dengan segala keputusanNYA. Sebagai orang yang telah meyakini janji Tuhannya, hendaknya setelah itu jangan merusak keyakinan tersebut dengan perilaku yang dapat merubah keputusan ALLAH. Ketika telah yakin, hendaknya tak usah berlebihan dalam mencari pasangan misalnya dengan mengikuti pergaulan zaman sekarang, misalnya pacaran. Jika itu terjadi, apa gunanya keyakinan yang telah terbentuk di awal namun ternodai dengan nafsu dan kesabaran yang terbatas.
Sederet janji ALLAH untuk mereka yang bersabar, balasannya adalah surga. Apalagi untuk menahan hawa nafsu, sebanding dengan pahala jihad. Karena jihad terbesar adalah menahan hawa nafsu. Ketika kesabaran menjadi terbatas dan hati telah yakin pada ketetapanNYA, maka menikah bisa menjadi solusinya. Meskipun secara kasat mata, kemampuan belum memadai namun janji ALLAH untuk memberikan kemudahan bagi seorang muslim yang melakukan kebaikan hendaknya tak perlu di ragukan. Namun jika telah maksimal berusaha dan belum menampakkan hasil, baiknya sabar harus tetap tak terbatas. ALLAH akan selalu mendengar doa hambaNYA. Bila bukan sekarang, mungkin belum saatnya, karena ALLAH Maha Tahu apa yang terbaik untuk hambaNYA. Jika hati terkadang rapuh atau merasa putus asa. Ingatlah bahwa ALLAH tak pernah ingkar janji, mungkin ada yang salah dengan diri kita dan selayaknya kita selalu berprasangka baik kepada ALLAH. Jangan pernah berhenti berusaha dan berdoa. Karena ALLAH akan selalu menggenggam doa dan mimpi para hambaNYA selama hambaNYA yakin dan mau berusaha mewujudkannya.
Ketika ALLAH belum mengabulkan doa hambaNYA untuk bersanding dengan pasangan hidupnya. Hendaknya sikap istiqamah terus dimaksimalkan. Tetap menahan hawa nafsu. Karena bisa jadi saat penantian itulah kita benar-benar di uji seberapa pantasnya kita mendapatkan seseorang yang cocok untuk kita. Bukankah ALLAH telah berjanji, bahwa pria yang baik adalah untuk wanita yang baik dan sebaliknya. Tidak mudah memang menahan cobaan di usia yang rentan akan gejolak hati, namun jika kita bisa melewatinya dengan baik maka ALLAH akan memberikan balasan yang jauh lebih baik pula.
Karena pada dasarnya ALLAH teramat sayang dengan kita, tak membiarkan kita jatuh ke dalam jurang dosa. Walaupun kadangkala kita sendiri yang menceburkan diri dengan sengaja ke jurang tersebut. ALLAH akan menolong kita, jika kita ingin di tolong dan ALLAH akan menjaga kita, jika kita ingin di jaga. Jangan bermain dengan api jika tak ingin terbakar. Cukup ALLAH sebagai penghibur hati di saat hati kita sedang sedih.
Allahua’lam.
Sumber: http://www.dakwatuna.com/2012/01/17371/ketika-sabar-harus-tak-terbatas/#ixzz1iX1ryUbv
Langganan:
Postingan (Atom)