Senin, 23 Desember 2013

Mencari Ketenangan di Tengah Kesibukan

Sedikit bersih-bersih di blog ku yang lama banget gk disamperin pemiliknya sendiri...:D
Berikut sedikit berbagi catatan dari Talkshow Ust. Muhammad Fauzil Adhim di International Islamic Center, Selangor. Temanya diangkat dari judul buku beliau, "Mencari Ketenangan di Tengah Kesibukan". Semoga bermanfaat... ^-^

Bismillahirahmanirrahim

Suatu saat ada yang bertanya, “Pak, saya itu sudah berzikir koq gak tenang?”. Dia menyebut dirinya sedang berzikir, namun pada saat dia berzikir, kerisauan utama yang ada dalam fikirannya adalah urusan dunia. Maka sesungguhnya itu bukanlah zikir…

Ada pula ketika seseorang menghitung-hitung zikirnya, sehingga ketika terlupa hitungannya, dia mengeluh sebab harus mengulangnya lagi. Padalah sesungguhnya Allah SWT tidaklah menilai hitungan kita…

Lain lagi dengan beberapa orang yang sholat wajib lima waktunya tidak terurus, namun begitu rajin untuk sholat dhuha. Namun sesungguhnya bukan Allah SWT dan negeri akhirat yang menjadi tujuannya, melainkan kelimpahan rezeki duniawi yang dijanjikan Allah melalui ibadah itu.

Betapa banyak orang yang berzikir, namun sesungguhnya tidak mengingat Allah SWT, melainkan hanya mengucapkan kalimat-kalimat saja…


Janganlah menjadi pribadi yang mudah risau. Ketenangan bisa diperoleh dengan mengingat Allah. Tidak pula kita perlu ikut-ikutan tren kebanyakan orang, meskipun itu dalam urusan agama. Ketika orang-orang berbondong-bondong mengerjakan dan mengikuti sesuatu soal agama, tanyakanlah… apakah itu yang sesungguhnya diinginkan oleh agama Allah SWT ? Terlebih di zaman dimana kita semakin jauh dari sumbernya, yaitu Rasulullah saw., dan semakin dekat dengan masa yang dijanjikanNya, yaitu hari kiamat.

Hari ini kita dapat melihat mulai bermunculannya tradisi-tradisi zaman jahiliyah yang mulai kembali dibangga-banggakan, seperti menggelari diri dengan gelar-gelar yang hebat. Orang-orang sibuk membanggakan diri, menepuk dada dan menggelari dirinya sendiri dengan hal yang hebat.

Setiap hal yang ramai diikuti manusia, maka kita perlu mengambil jarak sejenak untuk menanyakan “betulkah ini?” dan tidak serta-merta ikut-ikutan. Karena dalam Al-Qur’an, Allah merujuk “kebanyakan mereka” sebagai orang-orang yang merugi. Sehingga alangkah baiknya ketika kita menjadi “kecuali yang sedikit” itu, yang tidak ikut-ikutan dengan berbagai perkara.

Ridho adalah kunci ketenangan hati. Dalam bacaan sholat kita di surah Al-Fatihah, kita senantiasa memohon untuk diberikan petunjuk ke jalan yang lurus. Sedangkan jalan yang lurus itu bukanlah jalan yang mudah dan lapang. Jalan itu adalah jalan para nabi dan syuhada, yang begitu banyak cobaan. Namun mereka mampu melaluinya sebab mereka memandang dunia adalah sesuatu yang kecil. Sedangkan orang-orang yang tujuan hidupnya adalah dunia, maka kemiskinan akan terus membayang-bayangi hidupnya dan dipenuhi rasa gelisah, meskipun hartanya sangatlah banyak.

Poin terakhir yang perlu ditekankan, adalah bahwa jika kita senantiasa menuruti keinginan hati kita, maka kita akan menjadi orang yang lemah. Jika kita sibuk berhibur sebelum benar-benar memerlukan, maka jiwa ini akan mudah letih. Menahan diri kepada sesuatu yang menjadi tren namun sebenarnya bukan menjadi keperluan penting, akan meredakan keinginan kita kepada sifat yang mementingkan penampilan, dan kita menjadi lebih berfikir fungsional. Hal ini menjadikan kita tidak mudah takjub dan terpukau dengan kemewahan dan tren kebanyakan orang, namun menjadikan hidup kita lebih tenang.
Wallahualam bissawab…

IIC Selangor, 15 Desember 2013

1 komentar: