Tulisan ini hanya sepenggal curahan hati, yang mungkin meluap akibat rasa malu...
...................................................................
Saya tidak terlalu aktif untuk setiap kegiatan dakwah di lingkup kampus. Saya lebih merasa nyaman beraktifitas dan fokus pada dakwah di lingkup fakultas. Apalagi kegiatan di luar kampus juga menyita waktu. Jadi, kadang saya tidak berani mengambil amanah di luar fakultas karena takut tidak bisa mengatur waktu.
Tapi kali ini, karena kegiatannya di masa liburan, saya pun mengusahakan untuk ikut berpartisipasi, membantu sebisa saya.
Namun.... ada hal yang membuat saya kecewa...
Saya akui semangat teman-teman dalam bekerja luar biasa. Kadang saya malu ketika membandingkan diri saya yang tidak terlalu banyak berpartisipasi dalam setiap kegiatan. Kalaupun saya ikut membantu, yah... paling hanya hal-hal kecil, yang tidak terlalu menuntut banyak pengorbanan.
Sms-sms yang sering saya dapatkan berupa kalimat penyemangat dalam dakwah, kata-kata seperti "Semangat,ukh!" atau "Demi dakwah!!" yang selalu diberikan untuk menyemangati satu sama lain, terdengar begitu hangat.
Tapi, sungguh saya harus kembali malu... bukan karena melihat semangat teman-teman yang begitu besar, atau karena menyaksikan pengorbanan teman-teman yang luar biasa, tapi saya malu... karena hijab itu semakin tak terlihat.
Saya agak kaget ketika baru saja datang ke tempat teman-teman bekerja. Rupanya tempat ikhwan dan akhwatnya cukup dekat. Saya langsung bertanya pada diri sendiri "Lho, koq dekat sekali?". Tapi saya mencoba berprasangka baik, "mungkin karena sama-sama menggunakan printer, jadi jaraknya tidak bisa terlalu jauh..."
Saya pun ikut bergabung di tengah-tengah akhwat yang lain. Mencoba membantu sebisa saya...
Namun tanda tanya semakin menggelayut ketika di depan mata, saya harus menyaksikan interaksi yang tak pantas dan tak wajar antara ikhwan dan akhwat. Senda gurau yang begitu lepas, tawa dan senyum yang dibiarkan begitu saja, dan kata yang menurutku tak pantas di ucapkan antara seorang ikhwan dan akhwat.
Tidak semuanya, tapi beberapa...
Andai saja di perkumpulan itu tak ada bahasa "akhi" atau "ukhti", dan perempuannya tidak memakai kerudung yang panjang, maka saya tidak akan tahu bahwa orang-orang didalamnya adalah manusia-manusia tertarbiyah...
Inikah yang selama ini kita dapatkan??? Kebebasan berinteraksi tanpa ada rasa malu. Lalu kemana hijab itu???
Sebegitu semangatnya kah kita dalam menjalankan amanah, hingga lupa akan esensi dari amanah itu sendiri?
Saya tidak menyesal berada di jama'ah ini, apalagi berfikir untuk lari. Tidak. Saya hanya malu dengan orang-orang di dalamnya.
Tidak semuanya, tapi beberapa...
Saya tahu, ada yang salah sejak awal. Dan kesalahan itu perlu kita benahi bersama. Mungkin kesalahan itu juga ada pada diri saya. Mungkin saja saya juga bagian dari beberapa orang itu. Tapi tak pantas jika kita hanya menyalahkan saja. Perlu ada tindakan yang harus segera kita lakukan, sebelum ini semakin mendarah daging, dan dianggap wajar oleh semuanya...
ASSALAMU ALAIKUM WR.WB
BalasHapusTINDAKAN :
1. PERLU ADANYA TAMBAHAN PENGETAHUAN TENTANG ARTI HIJAB ITU SENDIRI...
2. KALAU DALAM SUATURUANGAN BANYAK COWOKX, YACH...MUNGKIN AKHWATX JGAN MASUK,,,>>!!!
BGITUPUN SEBALIKNYA....!!!
3. KLO MAU LEBIH EKSTRIM,,,,GUNAKAN HIJAB DALAM HIMPUNAN...!!!
MAAF KLO SARANX TDK MEMUASKAN, CZ BUATAN SENDIRI..!!!
BUKAN COPY PASTE YACH..!!!
JAZAKUMULLAH KHAEIR..!!!